SAMBUNG BAIT PUISI BERJUDUL MALAM MINGGU OKTOBER 1
SAMBUNG BAIT PUISI BERJUDUL
"MALAM MINGGU OKTOBER 1"
1- Sabtu sore 7 oktober 2017"MALAM MINGGU OKTOBER 1"
Berdebar panas hadapi hidup makin keras...
Srigala srigala mencari mangsa...
Berburu harta tahta dan wanita....
2-Malam oktober
Di antara rintiknya hujan
Cinta kita pecah
Membuat cakar gulana lepas
Lalu memaki hasrat
Yang tak pernah putus menyebut namamu dalam gelap
3- Oktober kelabu...
Malam minggu hati masih beku...
Tak satupun cintaku bertemu...
Pernah satu singgah, tapi sayang... Istri orang.... Oh tuhan
4. Di bawah pohon jengkol
Kalimat cinta mengudara
Dengan nada paling riuh
Di antara camar camar yang bersiulan
Memanggil cerita paling indah
5- Biarlah pohon jengkol jadi saksi bisu...
Saat hati di cabik cabik sunyi
Mati suri karena benci dan iri...
Truk gandeng punya gandengan masa aku kaga 😢
6. Getir bersuarakan
Ketika nadamu mulai mengembara jauh
Di balik pesona indahmu
Terjuntai duri menusuk sembilu.
7. Perih sakitnya tiada terkira....
Jika putus cinta ,pacar tak punya.
Kalaupun cemburu kekasih tiada.
Sakit hati dengan diri sendiri...
Jomblo tiada henti...
Ngenes....
8. Oktober membawa imaji untuk piknik menikmati helaian wajah sajak dalam sebuah perandai-andaian di ujung kota.
9-Kebayang wajah kawan...
Dimas saat mengintip...sambil... Mendesis..
Endang saat mengetik sambil ngecash hp...
Sedikit terhibur....
10. Irvan habis kalimat
Mati kutu di ujung kata
Kumur-kumur keluar jimat
Membuatku puas dengan tawa
12. Main kata dalam dupa
Kenal perawan di jalan sorbek
Irvan luka karena cinta
Akhirnya jadian sama nenek-nenek
13- Kawan baru ainur namanya
Baru datang di sambut rohmah...
Di bilang kehabisan kata.
Aku pasrah...
14. Duhai Ainur manis yang pasrah di ujung kalimat, marilah kita mencoba mencari di lautan kata-kata. Lalu memolesnya menjadi bingkai, di helaian wajah-wajah sajak.
15. Group sudah sepi seperti kuburan
Nyawa-nyawa sedang menguap di dunia morgana
Sebab baru kupahami sebuah hari
Malam keramat membunuh lidah-lidah jomlo untuk berceloteh
16. Di sudut kota depok Pukul 19:57, rintik-rintik hujan terdengar lirih di telingaku. Sungguh waktu yang sangat bersahabat dengan kedaan. Menarik selimut lalu memejamkan mata. Berharap pada sang Illahi. Datang bidadri dalam lelap tidurku.
17. Pukul duapuluh kosong lima
Jiwaku masih berimajinasi@Nur Hafidin
Mengeja tiap wadah artikulasi
Membobol sepi di malam rintik
Derasnya serupa mata langit dinding hatiku.
18- Ku lanjutkan puisi ini
Minggu pagi masih sendiri
Ku tulis tentang kata hati
Bersama segelas kopi
19- @Yoga Puisina Ku hanya bisa melihat mu aja
Ku cuma bisa melihat senyum mu
Senyum mu semanis madu
20- Aku rindu kawa @Adin Puisina @Agustina Puisina @Ainur Puisina @Daryani Puisina @Daryani Puisina @Desisi @Endang A Puisina @Eris Puisina @Fadli Sanda Puisina @Kak Zulfia Puisina @Nita Setiana Puisina @Putri Puisina
21- @Yoga Puisina Ku tidak bisa memiliki mu
Karena kamu milik orang lain
Ku hanya bilang pasrah ketika kamu bersama nya
Apa daya ku ku hanya dapar mengungkapkan dalam kata kata
22-@Eris Puisina
Wahai imajinasi malam,
Ku melihat dirimu pekat hitam di awan hanya bintang rembulan sebagai pancaran sona.
23-Dingin debu jalanan sebagai teman,
Petikan gitar,jadikan alunan musik dinginnya malam.
24-Meski kau hanya seorang musik jalanan ,kau pantas hidup
Untuk bangsa?
25-Bukan berarti musik jalanan tak mampu berinspirasi,
Hanya saja ,kau tersingkir karena kurangnya perhatian.
26-Jadikanlah dirimu anak jalanan,ramah terhadap lingkunga
Sebagai pengihias bangsa.
27. Oktober kembali menyapa, masih dalam musim yang sama, mengeja ruang di antara kalimat, kemudian tumbang setelahnya.
28- Kutandai malam sebagai ladang keheningan
Dimana nalar dan waras duduk berdampingan
Menikmati sepi sebagai puisi
Bahagia menembus relung hati yang paling dalam.
29. Menghirup banyu di wajah malam, berirama dengan teduhnya payung sebagai dasar, lalu mencari rusuk kiri, untuk menyanyikan lagu akad.
Agar ruang sepi dalam diri terkupas di Oktober manis.
30. Jika secangkir kopi pagi tak mampu melahirkan puisi, untuk apalagi kukulum sepi dalam tiap incinya.
31. Berjalan kembali pada rute keruwetan hati yang tak jua menyurut di ujung angan. Hingga terbilang letih, namun masih kunikmati basahnya di pelupuk mata.
33-Aku tak peduli, kau acuhkan rinduku berkali-kali. Aku hanya percaya, Tuhan menciptakan kita sepasang untuk saling melengkapi. @Endang A Puisina
34. Ah benarkah? Bukan gombalmu yang berkelana? Sebab aku letih berteriak akhir, lalu merawat luka baru di atas luka lama yang belum mengering.@IRVAN😢
35-Mataku mulai merasa malu, memandang wajah cantikmu. Sedang aku begitu lusuh, dengan raga tercabik rindu. Aku pilu.
36 - Betapa sedih puisi itu,
ia mencintai seseorang
yang tak pernah membacanya.
malang, nasibnya
padahal kata-kata, adalah segala
yang ia punya.
@Ainur Puisina @Endang A Puisina @Eris Puisina @Rohmah
37-Bisa aja aku rakit ratusan rima, ribuan prosa dan jutaan puisi bahkan membangun monumen rasa di selasar dada, tapi untuk siapa ?
38. Untuk keabadian kisah pilu di lembar September, agar hawanya tidak serupa pada Oktober, berharap helaiannya memenuhi aroma wangi dewi dewi surga.
39 - Tuhan menciptakan pegal di punggungmu di hari Sabtu, menjadikannya linu di hari Minggu, dan menyembuhkannya di hari Rindu.
40-Puisi bukanlah pendapat yang dinyatakan. Ia adalah lagu yang muncul dari luka yang tak berdarah dan mulut yang tersenyum.
41- Kepada malam yg membuatku hanyut, biarkan rindu bercerita. Tentang bagaimana bahagianya saat senyummu membuatku tak mampu acuh.
42- Jika kepergian tetap meninggalkan, kemana lagi kesempatan akan aku hidangkan, jika kehilangan pun telah tanda tangan.
43- Dan lembaran baru itu nyata. Tersibak megah di depan mata. Pada akhirnya kita semua hrs siap terlunta menghadapi segala realita
44- Biarkan saja mudaku meninggikan kesombongan, karena tuaku lah yang kan memupuskan angan atas seikat harapan.
45- Ada yang tak mampu aku katakan, ketika bibirmu yang bagai tombak menghujam segala kesedihan.
======PENULIS======
@IRVAN😢
@endang😜
@Ainur Puisina
@nur hafidin
@Eris Puisina
@layla majnun
Advertisement