keharuman-damai minyak-wangi Gemey

keharuman-damai minyak-wangi Gemey

di mana kaca-toko menyala  dengan keharuman-damai minyak-wangi Gemey
Katubkan bibirmu keduanya, diam dan tegas.
Nyaris kikis percaya kami dan dari dunia
Kami dipisah oleh impian lembut-bercampur-manis-

Tiap kata kami mesti berakhir dalam madu membius.
Dalam xaman kabur ini, penuh bimbang dan ragu,
Kerap nian dengan kata-kata hidup kami ditembus.

hanya jika bergumuruh jatuh menimpa:
kesal khalayak yang numpuk meninggi gemintang
dan seluruh bangsaku malang berkubur di awahnya
By: FRANTISEK HALLAS

Kenyataan-kenyataan
Kalian lihat surga bergumul dengan kabut
Rumput merah
Jaring lawa digantung embun
Ulat dan kutu jauh dari bumi

Gerbong-gerbong bermuat umbi
Jika kereta di gerakkan ke sana
Dan orang banyak gemetar dikesunyian kampung

Intip kalianlah udara musim rontok keanak-anakan
Prempuan yang dating
Menempuh hujan mengguntur

Kalian lihat angkutan tentara melewati
Burung gagak dipemandangan sedih
Segala ini

Tetapi juga kita lihat ikan-ikan di kolam renang
Labah-labah dalam hati kanak-kanak
Tabung-waktu berisi semut

kita lihat ketumbuhan gunung
dan kehancurannya jadi debu kabut
dari mana Kristal-kristal burung

dan abat pertengahan dengan gerobak dan khadam
dengan uap darah kuda dan api kasar

dan akhirnya kita sampai nun di bumi Moravia
rule de la paix
di mana kaca-toko menyala
dengan keharuman-damai minyak-wangi Gemey
By: LUDOVIC KUNDERA




Read More
Mata dari Nenek tua

Mata dari Nenek tua

puisi
puisi

Sore-sore minggu yang sendu

Disayukan NENEK tua

Melenggok ke jendela

Lewat kelusuhan

Atas kelusuhan ambal

Antara meja dan ranjang

Cermin dan foto

Kursi dan palma titeron

Bersandar kerangka di jendela

Mereka nanapi jalan raya

Dari itulah kesia-siaan

Sore-sore minggu

Mata dari Nenek

Tiada berlinang dan segan-segan

Cemas dan lembut

Mata terpaku pada ujung

Buah sonder biji

Talam sonder atalan

Ruang ruang kelemahan

Fragmen-fragmen music tua

Sumur-sumur berisi lumpur

Genangan air sonder pembayangan

Nenek  tersandung ke dalam kematian

Dan perhentian yang telah begitu sedikit

Sepanjang jalan-jalan yang dikenal

Hanya debu-debu atas sulaman

Ujung ambal yang melekuk

Rimah yang jatuh

Segala itu perhentian-perhentian

Tangan-tangan erempuan-perempuan tua

Lupa sekarang mengelus tengkuk laki-laki

Rambut kanak-kanak

Hanya cukup kuat

Untuk pengikat selampai

Penghapus air mata

Rambut-rambut Nenek

Tiada ia beroleh belaian angin

Tiada yang sembunyikan wajahnya

Tiada yang membasahi bibirnya

Dalam embun bereka

Tiada kain buat siapapun juga

Hanya satu lengkuk kecil

Dapat dibuat dari itu

Sore-sore minggu yang mati

Sedih karena wajah Nenek

Di mana hanya terbayang

Kebosanan dan penyakit

Tiada kenangan, tiada renungan

Tiad kerinduan, tiada harapan

Hanya cacing ketiduran

Oh sore-sore minggu yang sedih

Atas kuburan Nenek

By: FRANTISEK HALAS


Read More
Milik Nenek  berdaki

Milik Nenek berdaki

Gerbong dan gubuk busuk,  Milik perempuan – perempuan berdaki
Sampai juga sang kuda melayang

Diatas gerbong kereta dan gubuk – gubuk liar,

Gerbong dan gubuk busuk,

Milik Nenek  – Nenek  berdaki

Meneteslah darah segar,

ketika kuda melayang di atas sana.

Dan jatuh menimpa

sebuah wajah dari:

Lelaki kurus berambut panjang,

bermata cekung tapi tajam,

berdada telanjang dan kurus bertulang-tulang.

Tapi dialah lelaki resah,

berwajah gelisah dan mata merah.

Lelaki yang baru saja keluar dari pintu reot

sebuah gubuk yang basah.

Lelaki itu terkejut seketika,

memandang langit sambil mengusap mukanya.

Dia cuma menemukan langit kosong

di ujung-ujung atap gubuk yang menyesak.

Langit yang kerut-merut tanpa cahaya.

Sedang di kejauhan,

masih tinggal tersisa

sepotong ringkikan sang kuda:

dan aku akan lebih tidak peduli

aku mau hidup

seribu tahun lagi!


Puisi Tangisan Rindu

Aku buka album cinta

Ku pandangi Sayu Untaian Rindu

Jeritan jiwa melolong iba

Ingin Selalu bersama


Rangkaian Kasih Bertaut Sayang

Kering Hatiku di danau sepi

Belaian Lembut Kasihmu Melarik Ingatan

Beradu Dengan Mahligai Impian

Ku Mohon Hapus Sepiku Dengan Titian Cintamu

Agar Sekuntum Rinduku

Bisa mengukir Jambangan Cintaku

Untuk Aku persembahkan

Untukmu sayang...

Bait Nyayian syahdu ku dendangkan

Aku titipkan Semuanya

Hembusan rindu di angin lalu

Moga kau mengerti Bisikan Hatiku
===puisina.blogspot.com===
Read More