PUISI RINDU SENJA SECANGKIR KOPI
1- Dari senja aku bernyanyi sampai tua akhir ku nanti iu Team Musikalisasi puisi BEST waktu masih sekolah ada kenangan tersendiri.
2- Celakanya, aku mulai menikmati kesendirian berteman sunyi. Tanpa merasa kesepian. Lantas rindu ini tuk siapa? .
3- Anakku, hiduplah dg mata menyala Bahwa cinta bisa datang kapan saja Bahkan ketika kau sudah meregang senja .
4- Tak bisa menemukan solusi, terlalu banyak pertimbanganpun ketakutan akan kegagalan dapat menjadi alasan untuk menjadi malas.
5- Apapun, tergantung dari sudut mana kita memandang, jika kita pandang positif maka hasilnya positif, pun sebaliknya.
6- Aku adalah perjalanan waktu
Mencari kemilau cinta
Menanti hati yang kau bawa
Melengkapi tulang rusuk yang Tuhan takdirkan.
7- Bunga kemboja harum semerbak dalam ingatan, sepanjang jalan kulihat mekar dan senyummu penawar lara.
8- Mungkin dulu kau tak waras saat pergi meninggalkanku.
Sekarang kau sudah sinting, dengan memintaku kembali padamu.
9- Jika waras adalah kesadaran terbaik untuk menduakanmu, langkah kakiku cukup sampai beranda gilamu.
10- Karena akhirnya aku sadar kau hanya dikirim untuk mengembalikanku menjadi manusia .
11- Saat kau bilang "aku masih di sini"
Di saat yang sama aku berada dalam kenangan
Hati yang tak mungkin pergi .
12- Siang ini secangkir rindu kuteguk
sendiri, dan kau menjadi
secangkir kopi manis di sana
yang telah berdua.
13- Pagi bulan Oktober
Tanpa gairah
Tanpa semringah
Hanya rindu yang kian parah
Akankah Oktober berlalu tanpa senyum cerah?
14- Denganmu aku bisa belajar tentang aksara yang indah
Dan denganmu aku bisa memahami kiasan-kiasan dalam setiap kata
15- Doa-doa kulangitkan, mengembus biru udara. Harapan nyawa tentang setia, nafas cinta; semoga tak mati.
16- Kala rindu datang menyapa, dan raga terjaga dengan jarak. Hanya doa harapan yang selalu terlantunkan.
17- adalah bencana.
ketika mata bertemu dengan mata.
sungguh, aku tak kuasa.
menahan kencangnya degup di dada.
18- melihatmu bahagia
aku pun ikut bahagia
meski seperti luka yang terkena cuka .
19- Celakanya, aku mulai menikmati kesendirian berteman sunyi. Tanpa merasa kesepian. Lantas rindu ini tuk siapa?
20- Meski nanti debur ombak menyapu jejak kita dalam kenangan, takkan pudar segenap rasaku padamu Tuan.
21- Pagi di mana udara dingin,
Dan panas kahwa berkepul,
Berlaga menawafiku berhurikan.
Seperti rindu dan kasihku.
22- Aku layaknya air yang butuh ditenangkan bukan membuat gelombang.
23- Cahayamu menebas jarak
Menjangkau bumi
Menjangkau hati
Kilaumu pendarkan
Mata airku
Tempat aku berkaca
Dan merawat kenangan
24- Seseorang pernah menanam kesedihan di tubuhmu.
Tapi aku petani yang setia merawat kesepianmu, tekun memetik luka-lukamu.
25- 30 Oktober pagi yang enggan,
Beranjak dari anak tangga, aku melangkah harap, agar hari ini; aku selalu bersyukur, Aamiin.
2- Celakanya, aku mulai menikmati kesendirian berteman sunyi. Tanpa merasa kesepian. Lantas rindu ini tuk siapa? .
3- Anakku, hiduplah dg mata menyala Bahwa cinta bisa datang kapan saja Bahkan ketika kau sudah meregang senja .
4- Tak bisa menemukan solusi, terlalu banyak pertimbanganpun ketakutan akan kegagalan dapat menjadi alasan untuk menjadi malas.
5- Apapun, tergantung dari sudut mana kita memandang, jika kita pandang positif maka hasilnya positif, pun sebaliknya.
6- Aku adalah perjalanan waktu
Mencari kemilau cinta
Menanti hati yang kau bawa
Melengkapi tulang rusuk yang Tuhan takdirkan.
7- Bunga kemboja harum semerbak dalam ingatan, sepanjang jalan kulihat mekar dan senyummu penawar lara.
8- Mungkin dulu kau tak waras saat pergi meninggalkanku.
Sekarang kau sudah sinting, dengan memintaku kembali padamu.
9- Jika waras adalah kesadaran terbaik untuk menduakanmu, langkah kakiku cukup sampai beranda gilamu.
10- Karena akhirnya aku sadar kau hanya dikirim untuk mengembalikanku menjadi manusia .
11- Saat kau bilang "aku masih di sini"
Di saat yang sama aku berada dalam kenangan
Hati yang tak mungkin pergi .
12- Siang ini secangkir rindu kuteguk
sendiri, dan kau menjadi
secangkir kopi manis di sana
yang telah berdua.
13- Pagi bulan Oktober
Tanpa gairah
Tanpa semringah
Hanya rindu yang kian parah
Akankah Oktober berlalu tanpa senyum cerah?
14- Denganmu aku bisa belajar tentang aksara yang indah
Dan denganmu aku bisa memahami kiasan-kiasan dalam setiap kata
15- Doa-doa kulangitkan, mengembus biru udara. Harapan nyawa tentang setia, nafas cinta; semoga tak mati.
16- Kala rindu datang menyapa, dan raga terjaga dengan jarak. Hanya doa harapan yang selalu terlantunkan.
17- adalah bencana.
ketika mata bertemu dengan mata.
sungguh, aku tak kuasa.
menahan kencangnya degup di dada.
18- melihatmu bahagia
aku pun ikut bahagia
meski seperti luka yang terkena cuka .
19- Celakanya, aku mulai menikmati kesendirian berteman sunyi. Tanpa merasa kesepian. Lantas rindu ini tuk siapa?
20- Meski nanti debur ombak menyapu jejak kita dalam kenangan, takkan pudar segenap rasaku padamu Tuan.
21- Pagi di mana udara dingin,
Dan panas kahwa berkepul,
Berlaga menawafiku berhurikan.
Seperti rindu dan kasihku.
22- Aku layaknya air yang butuh ditenangkan bukan membuat gelombang.
23- Cahayamu menebas jarak
Menjangkau bumi
Menjangkau hati
Kilaumu pendarkan
Mata airku
Tempat aku berkaca
Dan merawat kenangan
24- Seseorang pernah menanam kesedihan di tubuhmu.
Tapi aku petani yang setia merawat kesepianmu, tekun memetik luka-lukamu.
25- 30 Oktober pagi yang enggan,
Beranjak dari anak tangga, aku melangkah harap, agar hari ini; aku selalu bersyukur, Aamiin.
Advertisement