Puisi WAKTU
Unknown
Minggu, Januari 12, 2014
Puisi Alam,
Puisi bingung,
Puisi Korupsi,
Puisi Perjuangan,
Puisi Politik,
Rochmatul Hidayah
Edit
Berikut kami tulis kembali puisi karya Anwari WMK. Dari 71 puisi berdimensi filosofis yang ditulis
selama tahun 2010, sebanyak 15 puisi di antaranya berbicara tentang kekuasaan politik. Berikut kami sajikan 15 puisi tersebut, dengan disertai harapan semoga bermakna, dan semoga pula memberikan kontribusi terhadap upaya merawat Bahasa Indonesia.
WAKTU
Di sebuah negeri
waktu berhenti berputar
jam jam dinding meleleh
tanpa sebab
Setiap napas
tanpa masa lampau
Setiap sukma
tanpa masa depan
Lihat...
Bandit, bromocorah
copet, maling dan penipu
berbedak gincu di
istana istana kuasa
bersulang anggur
pembesar negeri serupa raja zaman purba
rakyat dipaham maknakan
ulat,
cacing, dan belatung
Di sebuah negeri
waktu berhenti berputar
jam jam dinding meleleh
sebab
pembesar negeri
pesta pora tanpa henti
kala rakyat terbenam
genangan air mata
sebab
sekerat kemanusiaan
segumpal kerakyatan
dimuliakan dengan kepalsuan
dan engkau para pujangga
tersuruk labirin peradaban hantu
dan kalian kaum intelektual
dibisukan takdir kuasa dunia hitam
dan dirimu para agamawan
terhempas tsunami kemunafikan
Ooh..... perih
Negeri itu ternyata Indonesia
Ooh.....perih.....
Ooh.....
selama tahun 2010, sebanyak 15 puisi di antaranya berbicara tentang kekuasaan politik. Berikut kami sajikan 15 puisi tersebut, dengan disertai harapan semoga bermakna, dan semoga pula memberikan kontribusi terhadap upaya merawat Bahasa Indonesia.
WAKTU
Di sebuah negeri
waktu berhenti berputar
jam jam dinding meleleh
tanpa sebab
Setiap napas
tanpa masa lampau
Setiap sukma
tanpa masa depan
Lihat...
Bandit, bromocorah
copet, maling dan penipu
berbedak gincu di
istana istana kuasa
bersulang anggur
pembesar negeri serupa raja zaman purba
rakyat dipaham maknakan
ulat,
cacing, dan belatung
Di sebuah negeri
waktu berhenti berputar
jam jam dinding meleleh
sebab
pembesar negeri
pesta pora tanpa henti
kala rakyat terbenam
genangan air mata
sebab
sekerat kemanusiaan
segumpal kerakyatan
dimuliakan dengan kepalsuan
dan engkau para pujangga
tersuruk labirin peradaban hantu
dan kalian kaum intelektual
dibisukan takdir kuasa dunia hitam
dan dirimu para agamawan
terhempas tsunami kemunafikan
Ooh..... perih
Negeri itu ternyata Indonesia
Ooh.....perih.....
Ooh.....
Advertisement