Puisi sajadah tua
Puisi doa,
puisi ini sebagai ungkapan ketulusan permohonan ampunan dari yang
MAHA KUASA, dari semua gelimangan dosa-dosa.
Diwaktu malam yang sepi dan sunyi diatas sajadah tua sebagai saksi
dan teman bisu.
Sajadah tua
Di saat angin malam mendera
Semilir meraba jiwa sahaya
jasad yang lemah terbangun
Dari mimpi-mimpinya merangun
air dingin membasuh muka
Menjernihkan lubuk jiwa
Membawa hati yang merana
mengenang gelimangan dosa-dosa
Suara takbir lirih merintih
Membuka akuan akan dosa
Dalam renungan malam nan jernih
Diatas hamparan sajadah tua
seruan lafad-lafad kalam ILAHI
terlantum seiyanya suara hati
Air mata merajut terurai
Pengakuan dosa di hadapan ROBBY
YA ALLOH. . . . .
Yang maha kuasa
HanyaMU aku meminta
ampunan akan dosa-dosa
diatas sajadah tua
teman bisu tiada berkata.
Namun turut merasakan
Hanyut dalam getaran jiwa
permohonan ampunan akan dosadosa
puisi ini sebagai ungkapan ketulusan permohonan ampunan dari yang
MAHA KUASA, dari semua gelimangan dosa-dosa.
Diwaktu malam yang sepi dan sunyi diatas sajadah tua sebagai saksi
dan teman bisu.
Sajadah tua
Di saat angin malam mendera
Semilir meraba jiwa sahaya
jasad yang lemah terbangun
Dari mimpi-mimpinya merangun
air dingin membasuh muka
Menjernihkan lubuk jiwa
Membawa hati yang merana
mengenang gelimangan dosa-dosa
Suara takbir lirih merintih
Membuka akuan akan dosa
Dalam renungan malam nan jernih
Diatas hamparan sajadah tua
seruan lafad-lafad kalam ILAHI
terlantum seiyanya suara hati
Air mata merajut terurai
Pengakuan dosa di hadapan ROBBY
YA ALLOH. . . . .
Yang maha kuasa
HanyaMU aku meminta
ampunan akan dosa-dosa
diatas sajadah tua
teman bisu tiada berkata.
Namun turut merasakan
Hanyut dalam getaran jiwa
permohonan ampunan akan dosadosa
Advertisement