Puisi SENJATA POLITIK
Unknown
Minggu, Januari 12, 2014
Puisi Korupsi,
Puisi Perjuangan,
Puisi Politik,
Rochmatul Hidayah
Edit
Semenjak ranah politik tidak lagi berbau
mesiu
Rakyat memang tidak lagi perlu waspada
pada desing
peluru
Karena senjata tidak lagi leluasa membuat luka
Ataupun menjemput nyawa
Tetapi janganlah lekas puas
hanya karena politik telah bebas senjata
logam
Sebab, di tangan para pemburu harta dan
kuasa
Ada
senjata yang lebih tajam
Bunyinya tidak mendesing mebuat bulu
kuduk merinding
Juga tidak meledak membuat telinga
pekak
Bentuknya tidak runcing sehingga nyali
bergeming
Tetapi senjata itu tetap tajam tatkala
menghujam
Ranah politik memang sudah tidak lagi
menumpahkan
darah
Karena senjatanya kini tidak membuat luka
atau
mencabut nyawa
Tetapi ia membunuh nalar ajar
yang telah dibangun lewat program wajib
belajar
Jangan cari senjata tajam itu di gudang
peluru
Atau di kendaraan prajuritmu
Dia ada di genggamanmu
Yang pernah kau buka, kau lihat dan kau
baca
Bentuknya adalah iklan setengah atau satu
halaman
Kadang-kadang berisi angka-angka
ekonomiterika dan
statiska
Kadang-kadang berisi potret orang cerdas berkacamata
Yang disertai kata-kata bergaya prosa
Itulah dia senjata di ranah politik kita
Senjata itu tidak menggores luka dan
menumpahkan darah
Juga tidak langsung mencabut nyawa
berbilang jumlah
Tetapi ia membuat kebodohan menjadi abadi
Kemiskinan massal menjadi tersembunyi
Politik hampa etika
di balik slogan gagah efisiensi dan
demokrasi
Itulah senjata para pemburu harta dan kuasa
Dampak senjata itu nyata
Ketika harga BBM naik
Rakyat kecil tercekik
Ramalan pemilik senjata itu terbalik
Menjanjikan angka kemiskinan akan turun
menukik
Ternyata malah melonjak naik Dampak senjata itu masih terasa
ketika pilkada rampung
Suara rakyat selesai ditelikung
Sementara pemburu kuasa dan harta
kembali berhitung
untuk membagi untung
Senjata itu adalah iklan dengan sedikit dusta
Anak kandung perselingkuhan modal dan
tahta
Yang kini menular dalam spanduk-spanduk
di ruang
terbuka
Di bawah lindungan sistem demokrasi pura-
pura
Ditemani sistem ekonomi pasar yang tidak
sempurna
Yang melahirkan korban dalam jumlah
berjuta
mereka yang tidak kelebihan harta dan
tidak ikut
berkuasa
----------------------------
Serial Puisi Kritik Politik
Oleh Andrinof A Chaniago
mesiu
Rakyat memang tidak lagi perlu waspada
pada desing
peluru
Karena senjata tidak lagi leluasa membuat luka
Ataupun menjemput nyawa
Tetapi janganlah lekas puas
hanya karena politik telah bebas senjata
logam
Sebab, di tangan para pemburu harta dan
kuasa
Ada
senjata yang lebih tajam
Bunyinya tidak mendesing mebuat bulu
kuduk merinding
Juga tidak meledak membuat telinga
pekak
Bentuknya tidak runcing sehingga nyali
bergeming
Tetapi senjata itu tetap tajam tatkala
menghujam
Ranah politik memang sudah tidak lagi
menumpahkan
darah
Karena senjatanya kini tidak membuat luka
atau
mencabut nyawa
Tetapi ia membunuh nalar ajar
yang telah dibangun lewat program wajib
belajar
Jangan cari senjata tajam itu di gudang
peluru
Atau di kendaraan prajuritmu
Dia ada di genggamanmu
Yang pernah kau buka, kau lihat dan kau
baca
Bentuknya adalah iklan setengah atau satu
halaman
Kadang-kadang berisi angka-angka
ekonomiterika dan
statiska
Kadang-kadang berisi potret orang cerdas berkacamata
Yang disertai kata-kata bergaya prosa
Itulah dia senjata di ranah politik kita
Senjata itu tidak menggores luka dan
menumpahkan darah
Juga tidak langsung mencabut nyawa
berbilang jumlah
Tetapi ia membuat kebodohan menjadi abadi
Kemiskinan massal menjadi tersembunyi
Politik hampa etika
di balik slogan gagah efisiensi dan
demokrasi
Itulah senjata para pemburu harta dan kuasa
Dampak senjata itu nyata
Ketika harga BBM naik
Rakyat kecil tercekik
Ramalan pemilik senjata itu terbalik
Menjanjikan angka kemiskinan akan turun
menukik
Ternyata malah melonjak naik Dampak senjata itu masih terasa
ketika pilkada rampung
Suara rakyat selesai ditelikung
Sementara pemburu kuasa dan harta
kembali berhitung
untuk membagi untung
Senjata itu adalah iklan dengan sedikit dusta
Anak kandung perselingkuhan modal dan
tahta
Yang kini menular dalam spanduk-spanduk
di ruang
terbuka
Di bawah lindungan sistem demokrasi pura-
pura
Ditemani sistem ekonomi pasar yang tidak
sempurna
Yang melahirkan korban dalam jumlah
berjuta
mereka yang tidak kelebihan harta dan
tidak ikut
berkuasa
----------------------------
Serial Puisi Kritik Politik
Oleh Andrinof A Chaniago
Advertisement