Puisi Padi Inspirasi Kehidupan Hakiki
Puisi Padi Inspirasi Kehidupan Hakiki adalah puisi renungan pribadi untuk memahami realita hidup di bumi pertiwi. "Gemah ripah loh jinawi toto tentrem karto raharjo" adalah gambaran negeri kita tercinta yang mempunyai kekayaan alam yang melimpah serta keadaan yang tenteram. Namun adakalanya melimpah dan tenteramnya negeri membuat terlena dan terbuai menjadi kaum pemalas. Dengan semangat cinta tanah air, kecarut marutan negeri ini bisa jadi lecutan semangat untuk mengembalikan keagungan sejarah yang bisa mewariskan kekayaan alam kepada anak cucu, berikut renunganku memandang hamparan padi nan luas yang menyejukkan hati;
Puisi Padi Inspirasi Kehidupan Hakiki
Padi..?
Tanaman pangan pembangun negeri
Rumput berbuah pelestari bumi
Pengisi perut penambah energi
Padi..
Aku mengenalmu pertama kali
Dari ibu ketika menanak nasi
Katanya,,jangan sisakan nasimu
Entar matilah ayammu
Ibuku berkata
"Bapakmu menabur benih padi demi sesuap nasi"
Jika tersisa sia-sialah keringat ayahmu
Habis tak tersisa tanpa bersih diri
Ayahku berkata
"Ibumu menanak nasi demi masa depanmu"
Janganlah engkau tiru masa lalu kami
Sesuap nasi sekali dalam tujuh hari
Kembali di pematang sawah
Aku melihat padi baru tumbuh
Ketenteraman hati semakin membelenggu
Angan masa depan melayang ke langit biru
Ku terheran tiada manusia di sawah
Kemanakah mereka?
Tak mungkin mereka ke pasar mamangkul gabah
Atau menjemur padi di halaman rumah
Padi...
Ketika hati bahagia melihat indahmu
Terselip rasa gundah menunggu buahmu
Tak hanya petani
Seluruh negeri lelah menunggu panenmu
Untung saja sekarang panen padi bisa 3x dalam setahun, sehingga roda ekonomi bangsa tak terlalu lama berhenti pada porosnya. Ayo jiwa muda +putro trahutomo +AGUS GANTENGSTER +Rahma wati +RAHMA LAIL +Zahra Qhoiriyati jadilah pelumas roda petani sesuai bidang dan keahlian masing
Puisi Padi Inspirasi Kehidupan Hakiki
Padi..?
Tanaman pangan pembangun negeri
Rumput berbuah pelestari bumi
Pengisi perut penambah energi
Padi..
Aku mengenalmu pertama kali
Dari ibu ketika menanak nasi
Katanya,,jangan sisakan nasimu
Entar matilah ayammu
Ibuku berkata
"Bapakmu menabur benih padi demi sesuap nasi"
Jika tersisa sia-sialah keringat ayahmu
Habis tak tersisa tanpa bersih diri
Ayahku berkata
"Ibumu menanak nasi demi masa depanmu"
Janganlah engkau tiru masa lalu kami
Sesuap nasi sekali dalam tujuh hari
Kembali di pematang sawah
Aku melihat padi baru tumbuh
Ketenteraman hati semakin membelenggu
Angan masa depan melayang ke langit biru
Ku terheran tiada manusia di sawah
Kemanakah mereka?
Tak mungkin mereka ke pasar mamangkul gabah
Atau menjemur padi di halaman rumah
Padi...
Ketika hati bahagia melihat indahmu
Terselip rasa gundah menunggu buahmu
Tak hanya petani
Seluruh negeri lelah menunggu panenmu
Untung saja sekarang panen padi bisa 3x dalam setahun, sehingga roda ekonomi bangsa tak terlalu lama berhenti pada porosnya. Ayo jiwa muda +putro trahutomo +AGUS GANTENGSTER +Rahma wati +RAHMA LAIL +Zahra Qhoiriyati jadilah pelumas roda petani sesuai bidang dan keahlian masing
Advertisement