Hanya Buliran Air Yang Kecil
Puisi alam yang menyejukkan siapa saja yang membaca. Cuaca tak
menentu, kadang terik kadang hujan, kadang tak terik juga tak hujan,
hanya mendung dengan udara panas menyengat. Namun itu akan segera
berakhir jika sang hujan telah diturunkan, walau hanya titik-titik
kecil, walau hanya sebentar. Inilah puisi tentang hujan. Selamat
membaca.
Hanya Buliran Air Yang Kecil
Siang tanpa panas
Matahari tetap bersinar
Namun dibalik mendung
Sinarnya bersembunyi dari bumi
Kududuk diatas kursi biru
Sendiri termangu
Di depan jendela
Dengan daun jendela yang terbuka
Menerawang nenatap angkasa
Gelap berawan abu-abu
Sesekali jatuh titik air
Disana dan disini
Mendung semakin menjadi
Titik air berubah jadi butiran
Jatuh tak beraturan
Semakin banyak dan deras
Sesekali percikannya menerpa diri ini
Yang masih termangu penuh takjub
Semua ini rencana yang Maha Kuasa
Tak ada yang bisa membendungnya
Apalagi menghentikan kucurannya
Ku nikmati kesegarannya
Sejuk tiada banding dan tara
Alami tak dibuat-buat
Tanpa efek dan hemat
Owh sungguh nikmat
Bagaimana jadinya jika bulir-bulir air ini tak pernah ada
Bagaimana jadinya jika Tuhan tak menghendakinya turun dari angkasa
Betapa panasnya dunia
Karena tetesannya menyejukkan dunia
Walau hanya setetes
Walau hanya sekejap
Oleh: Rochmatul Hidayah
menentu, kadang terik kadang hujan, kadang tak terik juga tak hujan,
hanya mendung dengan udara panas menyengat. Namun itu akan segera
berakhir jika sang hujan telah diturunkan, walau hanya titik-titik
kecil, walau hanya sebentar. Inilah puisi tentang hujan. Selamat
membaca.
Advertisement
Hanya Buliran Air Yang Kecil
Siang tanpa panas
Matahari tetap bersinar
Namun dibalik mendung
Sinarnya bersembunyi dari bumi
Kududuk diatas kursi biru
Sendiri termangu
Di depan jendela
Dengan daun jendela yang terbuka
Menerawang nenatap angkasa
Gelap berawan abu-abu
Sesekali jatuh titik air
Disana dan disini
Mendung semakin menjadi
Titik air berubah jadi butiran
Jatuh tak beraturan
Semakin banyak dan deras
Sesekali percikannya menerpa diri ini
Yang masih termangu penuh takjub
Semua ini rencana yang Maha Kuasa
Tak ada yang bisa membendungnya
Apalagi menghentikan kucurannya
Ku nikmati kesegarannya
Sejuk tiada banding dan tara
Alami tak dibuat-buat
Tanpa efek dan hemat
Owh sungguh nikmat
Bagaimana jadinya jika bulir-bulir air ini tak pernah ada
Bagaimana jadinya jika Tuhan tak menghendakinya turun dari angkasa
Betapa panasnya dunia
Karena tetesannya menyejukkan dunia
Walau hanya setetes
Walau hanya sekejap
Oleh: Rochmatul Hidayah
Related Posts :
Puisi kartun, Cintaku Bagai Kartun Hari Minggu "Edisi Bidadari Linglung"Puisi cinta versi film kartun. Tak ada inspirasi untuk nulis puisi. Iseng-iseng nonton kartun sambil istirahat. Inspirasi? Yang kulihat saat… Read More...
Puisi Cinta Saat Cinta TerbagiBerikut ini adalah puisi galau edition , puisi khusu untuk sobat puisina yang lagi merana karena cinta , entah karena di putus pacarnya en… Read More...
Puisi Damai, "STOP" SanAgus + Ukhty Kresna"Puisi damai, buat saudara dan saudari kayangan yang sedari tadi tengkar. Lama-lama halaman puisina full conversation perang. Kasian yang b… Read More...
CINTAILAH SEPENUH HATI BUKAN SEPENUH JIWAPuisi romansa, puisi cinta romantis gak bikin nangis, justru bikin meringis, awas kelihatan giginya yang gigis, lebih baik senyum biar ter… Read More...
Nyebuto sanAgus Cah Bagus Sabarno Atimu Cah AyuPuisi mediasi buat cah bagus dan cah ayu. Ayo ngguyu..!!! Cah bagus... Gadis cantik dieman-eman Disayang-sayang Jangan dipermainkan Nanti k… Read More...