Puisi Renungan Aku Diciptakan Sempurna "Edisi Arjuna Linglung"
Puisi serungan sob, Tuhan telah berikan yang terbaik tukmu, berupa
kehidupan dan keadaanmu saat ini, apapun itu. Kau akan menyadarinya
saat kau melihat orang lain yang tak miliki apa yang kau punya, berupa
kesehatan, kesempurnaan, dan kebebasan. Nikmati itu sob. Dan inilah
puisinya. Semoga sob-sob tergugah.
Aku Diciptakan Sempurna
Hidup ini selalu tak bersahabat
Ada saja yang buatku stres hebat
Mulai dari hal sepele, sampai yang terberat
Mulai dari masalah wanita, sampai hidup hemat bahkan melarat
Salahkah aku jika ingin jadi orang terhebat
Salahkah aku jika ingin jadi orang kaya sejagat
Salahkah aku jika ingin jadi pria yang memikat
Salahkah aku... Salahkah aku
Hari-hari penuh keluh kesah
Mengapa Tuhan tak kunjung jadikan aku seperti yang ku ingin
Sampai kapan aku begini
Harta pas-pasan
Pasangan tak kunjung datang
Masalah selalu berdatangan
Aku ingin seperti orang-orang
Yang serba kecukupan
Disukai wanita segala kalangan
Hidup bahagia dan mapan
Mungkinkah aku orang terpayah di dunia?
Penat rasanya pikir ini
Ku jalan-jalan tuk hibur diri
Kulewati rumah mewah berpagar besi
Andai ini rumahku
Betapa bahagia aku
Tapi siapa didepan pintu rumah itu
Duduk di kursi roda seraya termangu
Dia kaya tapi lumpuh
Bagaimana ia menikmati semua itu
Jika aku jadi dia
Betapa penat dan bosannya aku
Walau ditengah kemegahan itu
Kulanjutkan perjalanan
Tanpa sengaja kulihat pria tampan rupawan
Sayangnya ia tak bertangan
Aku beryukur, walau wajahku pas-pasan
Namun tubuhku sempurna dan bertenaga
Dalam lamunku, ku dikejutkan pria paruh baya
Kurus, bau dan dekil rupanya
Meminta receh walau hanya serupiah
Syukur aku punya kerja
Dan gaji yang cukup walau tak melimpah
Sehingga aku tak perlu jadi pria peminta
Ku Tersadar betapa diri ini sempurna
Tak terbayang jika aku jadi mereka
Alangkah berduka dan sengsara
Pasti sudah ku akhiri hidup di dunia
Tapi mereka semua tetap bertahan
Bagaimana dengan aku yang sempurna
Tak pantas ku pesimis dalam kondisiku yang sempurna
Tak beradab ku mengeluh sedang aku masih mampu dan bersahaja
Tak pantas ku hinakan karunia-Nya
Tuhan maafkan aku yang tak bersyukur dan lupa
Oleh: Rochmatul Hidayah
kehidupan dan keadaanmu saat ini, apapun itu. Kau akan menyadarinya
saat kau melihat orang lain yang tak miliki apa yang kau punya, berupa
kesehatan, kesempurnaan, dan kebebasan. Nikmati itu sob. Dan inilah
puisinya. Semoga sob-sob tergugah.
Aku Diciptakan Sempurna
Hidup ini selalu tak bersahabat
Ada saja yang buatku stres hebat
Mulai dari hal sepele, sampai yang terberat
Mulai dari masalah wanita, sampai hidup hemat bahkan melarat
Salahkah aku jika ingin jadi orang terhebat
Salahkah aku jika ingin jadi orang kaya sejagat
Salahkah aku jika ingin jadi pria yang memikat
Salahkah aku... Salahkah aku
Hari-hari penuh keluh kesah
Mengapa Tuhan tak kunjung jadikan aku seperti yang ku ingin
Sampai kapan aku begini
Harta pas-pasan
Pasangan tak kunjung datang
Masalah selalu berdatangan
Aku ingin seperti orang-orang
Yang serba kecukupan
Disukai wanita segala kalangan
Hidup bahagia dan mapan
Mungkinkah aku orang terpayah di dunia?
Penat rasanya pikir ini
Ku jalan-jalan tuk hibur diri
Kulewati rumah mewah berpagar besi
Andai ini rumahku
Betapa bahagia aku
Tapi siapa didepan pintu rumah itu
Duduk di kursi roda seraya termangu
Dia kaya tapi lumpuh
Bagaimana ia menikmati semua itu
Jika aku jadi dia
Betapa penat dan bosannya aku
Walau ditengah kemegahan itu
Kulanjutkan perjalanan
Tanpa sengaja kulihat pria tampan rupawan
Sayangnya ia tak bertangan
Aku beryukur, walau wajahku pas-pasan
Namun tubuhku sempurna dan bertenaga
Dalam lamunku, ku dikejutkan pria paruh baya
Kurus, bau dan dekil rupanya
Meminta receh walau hanya serupiah
Syukur aku punya kerja
Dan gaji yang cukup walau tak melimpah
Sehingga aku tak perlu jadi pria peminta
Ku Tersadar betapa diri ini sempurna
Tak terbayang jika aku jadi mereka
Alangkah berduka dan sengsara
Pasti sudah ku akhiri hidup di dunia
Tapi mereka semua tetap bertahan
Bagaimana dengan aku yang sempurna
Tak pantas ku pesimis dalam kondisiku yang sempurna
Tak beradab ku mengeluh sedang aku masih mampu dan bersahaja
Tak pantas ku hinakan karunia-Nya
Tuhan maafkan aku yang tak bersyukur dan lupa
Oleh: Rochmatul Hidayah
Advertisement