PUISI RENUNGAN TENGAH MALAM

Lewat tengah malam menjelang dini hari,suasana sepi hanya sesekali
terdengar suara jangkrik ,yang dipaadu suara detikan jarum jam yang
tergantung di tembok,melengkapi sunyinya malam itu.
Terlintas pertanyaan pada diri sendiri,dan pengakuan kehinaan di
hadapan YANG MAHA KUASA
serasa tiada henti hati yang terus bicara dan bicara walau tak
terdengar oleh telinga

PUISI RENUNGAN TENGAH MALAM

Di saat renungan tengah malam
Siapa sesungguhnya diriku ini
"YA ALLOH". . . . . . .
Aku bagaikan setetes air dilautanMU
Yang luas
Bergoyang tersapu ombak
mengalir tiada arah

Aku bagaikan sebongkah batu
Yang tiada arti
hanya terdiam dan
Tak berdaya

Aku bagaikan sebatang ranting
Yang rapuh termakan usia
Mudah patah
Juga mengering tanpa dedaunan

Aku bagaikan seutas rumput
Di tengah belantara kala musim kemarau
tiada daya
Tak kuasa upaya

Aku bagaikan segenggam debu yang berhamburan
"YA ROBB". . . . . . . . .
bila tanpa keridhoan dari ENGKAU

aku menyadari
betapa tiada artinya diriku ini di hadapanMU
Betapa hina dan bodohnya diri ini
Yang selalu bangga ,bangga dan bangga dengan dosa dan dosa

terkadang diri ini merasa benar
Walau langkah jauh dan tak menurut
Aturan yang telah ENGKAU tetapkan
Sehingga hati dan jiwa ini
Menyatu dalam kesombongan

"YA ALLOH". . . . . . . .
Andaikan waktu ini bisa kembali
Andaikan masa tak berganti
Aku akan berusaha menyadari
Siapa diriku ini
Agar mampu membenahi
Diri yang hina ini

"YA ALLOH" . . . . . .
Terkadang bibir kami basah oleh ludah kebohongan
Lidah kami berbelit
Pandainya ucap janji-janji palsu
Terkadang mata ini berbinar dengan air mata kepalsuan

Hanya untuk mencari simpati dan belas kasihan
Dan terkadang hati kami luluh
Oleh niat kemaksiatan
Untuk berjalan di jalan kehancuran

"YA ALLOH". . . . . .
Tuntunlah kami dengan keridhoanMU
Agar tetap pada jalan dan ridhoMU
Bimbinglah kami dengan pengampunanMU
Agar kami terus dan terus mengingatMU

agar kami bisa berjalan lurus diatas takdirMU
Serta kami bisa meraih takdir kami
Dan kami tak tersesat saat ajal menjemput nanti
Hingga akirnya liang lahat menjadi tempat tidur kami
Advertisement