Puisi Untuk Ibu Tercinta
Puisi Untuk Ibu Tercinta
Puisi Untuk Ibu Tercinta , Kematian itu pasti dan tidak satupun manusia di dunia ini selamat dari kematian jika saat kematian itu tiba , tidak raja , tidak mentri presiden, pengamen orang kaya miskin dan siapa saja termasuk kita dan orang tua kita , berikut ini puisi untuk ibu tercinta puisi untuk ibu yang telah meninggal dunia.
aku tak pernah jadi perahu di lautmu, ibu.padahaltelah kurekam beribu-ribu ayatmu dihatiku.
Jadi lembar-lembar kitab yang terbuka:
tapi wajahmu selalu hilang dan datang
seperti gambar televisi yang tak mampu kubaca
Sisakan garam dari tubuhmu, ibu,
sudah bermalam-malam kukeringkan air laut
menajamkan pisau usiaku
tapi kenapa aku lebih suka menikmati garam yang didulang
dari tubuhmu?
ibu, ingin kukeringkan air laut dari tubuhmu hingga jadi garam
biar lauk hari-hariku punya rasa.
ingin kuperas garam dari tubuhmu
dengan sejuta matahari yang kupetik dari pohon-Nya
saatnya kini aku mengerti garam dari tubuhmu sangat kurindu
padahal laut yang bergelora dari sela-sela hatimu mulai menepi,
dan aku kembali ziarah ke dalam mimpi-mimpi besarmu
yang belum juga seluruhnya rampung!
Ibu,
aku ingin kembali ziarah ke dalam pangkuan lautmu.
seperti perahu yang masuk ke galangan lantaran telah karat.
sebab peradaban telah membuatku makin jauh dari lidah asin-manismu
DARI KAVELING 2 METER PERSEGI
belati itu, ranjang yang bergoyang itu
sudah jadi televisi yanng berjalan ke panggung. lantas
aku jadi luka melihat peradapan instan yang kautawarkan!
lantas sejarah terus berulang. terus berulang
ditulis dari dalamrumah, bahkan dari balik kelambu
ketika lelaki dan perempuan itu menyulamnya
dan kita mengenajannya, membawanya ke jalan-jalan.
kemudian menulisnya dilembar-lembar koran
juga di rol film yang diputar di bioskop maupun
kaca televisi!
belati itu, darah itu, persetujuan itu
mengulang-ulang dalam layar kaca dan bioskop
hingga jadi bahasa lain dari peradapan
yang juga diam-diam telah memasuki
kaveling demi kaveling yang aku dan kau
sama-sama merasakan
lantas belati itu, percintaan itu
makin jadi bahasa sehari-hari
begitu anak-anak televisi jadi konser besar!
Advertisement