
Puisi Duri-duri terkutuk! Semak-semak keparat!
Padang-padang liar Hongaria
Dalam gemulut rumputan merancah kakiku,
Padang-padang meliar, jerit gagak membiar-
Sambutan suram ini tidak asing bagiku:
Begitu gelagatnya gurun negeri meniar.
Tanah pupuk yang kudus dengan kening kucecah,
Dibawahnya cacing-cacing pasti mengerat_
Duri-duri terkutuk! Semak-semak keparat!
Apa enggan sekuntum kembang tampil ke-caya?
Lintas jarring yang jahat melata itu,
Aku mau danger semangat bumi yang lena.
Lalu mewangi kembali dan mempesona daku;
Kembang kemaren, dari luruhan k’lopaknya.
Diam di sekitar. Siuran sayur yang melitar,
Membelit daku, menutup, lalu menidirkan. . . .
Sedesau angin lewat dengan tawa bergegar
Lintas gurun yang mendesak batas pandangan.
By: ENDRE ADY
Samar senja
Surya meredup bagai sekuntum mawar layu,
Kepala terkulai, lesu, seakan dalam mimpi,
Dan kelopak emasnya mengoraklah pelahan:
Daunan kemilau bersama merah warna tepi.
Alangkah tentram dunia dan damai bernafas lega
Hanya lonceng-malam berklenengan dari jauh,
Melembut melodis, seperti suara dari surge,
Dari sekuntum bintang, ajaib dan tinggi.
By: SANDOR PETOPI
Dalam gemulut rumputan merancah kakiku,
Padang-padang meliar, jerit gagak membiar-
Sambutan suram ini tidak asing bagiku:
Begitu gelagatnya gurun negeri meniar.
Advertisement
Dibawahnya cacing-cacing pasti mengerat_
Duri-duri terkutuk! Semak-semak keparat!
Apa enggan sekuntum kembang tampil ke-caya?
Lintas jarring yang jahat melata itu,
Aku mau danger semangat bumi yang lena.
Lalu mewangi kembali dan mempesona daku;
Kembang kemaren, dari luruhan k’lopaknya.
Diam di sekitar. Siuran sayur yang melitar,
Membelit daku, menutup, lalu menidirkan. . . .
Sedesau angin lewat dengan tawa bergegar
Lintas gurun yang mendesak batas pandangan.
By: ENDRE ADY
Samar senja
Surya meredup bagai sekuntum mawar layu,
Kepala terkulai, lesu, seakan dalam mimpi,
Dan kelopak emasnya mengoraklah pelahan:
Daunan kemilau bersama merah warna tepi.
Alangkah tentram dunia dan damai bernafas lega
Hanya lonceng-malam berklenengan dari jauh,
Melembut melodis, seperti suara dari surge,
Dari sekuntum bintang, ajaib dan tinggi.
By: SANDOR PETOPI
Related Posts :
Puisi Isro' Mi'raj : Sholat Hadiah Perjalanan Nabi Muhammad Puisi Isro' Mi'raj : Sholat Hadiah Perjalanan Nabi Muhammad_ Allahumma sholli wa sallim 'ala sayyidina Muhammad. Selamat malam pembaca puis… Read More...
PUISI TUK BANGSAKU TERCINTA BY : Muhammad Rizki PUISI TUK BANGSAKU TERCINTA... Dulu kau dijajah oleh penjajah Dan kita semua bahu-membahu mengusir mereka Harta dan nyawa begitu banyak ya… Read More...
Puisi Untuk Bu Risma "Perempuan Berhati Baja Srikandhi Bangsa" Puisi Untuk Bu Risma "Perempuan Berhati Baja Srikandhi Bangsa"_Salam sejahtera pembaca puisina. Dari berita hiruk pikuk pikpres ternyata ad… Read More...
Puisi PalestinaKu Sayang Palestinaku MalangBerikut ini ungkapan hati terkait dengan tragedi palestina di bulan Juli 2014 . Saat aku buat puisi ini perang di sana masih berkecamuk , ka… Read More...
Puisi Ulang Tahun Dorothy Mary Hodgkin Puisi Ulang Tahun Dorothy Mary Hodgkin_Salam sejahtera pembaca puisina, semoga kau tetap tersenyum disana. Yap puisi ulang tahun berikut in… Read More...