Puisi Situs By : Rieke Diah Pitaloka
Genderang perang sepertinya sudah di mulai lagi setelah , istrirahat sejenak pasca pileg . Perang belum usai , masih ada satu lagi yaitu Pilpres . Kebetulan dua kubu ini bertemu lagi siapa lagi kalau bukan PDI-P dan Gerindra . Berikut puisi Balasan petinggi PDI-P Rieke Diah Pitaloka untuk Faldi Zon Wakil Ketua Partai Gerindra .
Situs
Andai aku mati...
Matiku tak mungkin sia-sia
Ribuan tahun nanti aku jadi fosil
Kuburku jadi situs purbakala
Sedang buku sejarahmu jadi beku di makan waktu
Ribuan tahun nanti , saat aku di temukan
Arwahmu pasti dengar teriak mereka
"Tulang belulang ini seorang manusia malang . Sebutir peluru Tiran Lobangi tengkoraknya !"
Andai aku mati
Matiku tak pernah sia-sia
Ribuan tahun nanti kuburku di gali
Dustamu tak bisa lari
Rasakan!
Saat buku sejarahmu usang
Aku justru menang!
Andai aku mati
Matiku
Pasti Tak pernah sia-sia!
Kukusan,05/11/2004
Jakarta - Politisi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, menyatakan apresiasinya atas gaya petinggi Partai Gerindra, Fadli Zon, yang berkampanye lewat puisi.
Dan menjelang Pilpres yang tinggal kurang lebih dua bulan lagi, menurut Rieke, alangkah indahnya jika berkampanye tetap menggunakan cara-cara berbudaya tinggi.
"Ya, seperti lewat puisi. Jangan ada politik transaksional, teror, intimidasi, dan pengerahan aparat negara untuk memenangkan calon tertentu," kata Rieke di Jakarta, Kamis (8/5).
Atas hal itu juga, Rieke mengaku jadi teringat akan puisi yang ditulisnya tahun 2004 lalu, yang berjudul Situs. Puisi itu dimasukkan dalam kumpulan puisi "Sumpah Saripah".
"Puisi tersebut saya dedikasikan untuk kawan-kawan aktivis yang hilang yang tak berkabar hingga hari ini," kata Rieke.
"Semoga ada balasan dari Bung Fadli Zon."
Sumber : beritasatu.com
Situs
Andai aku mati...
Matiku tak mungkin sia-sia
Ribuan tahun nanti aku jadi fosil
Kuburku jadi situs purbakala
Sedang buku sejarahmu jadi beku di makan waktu
Ribuan tahun nanti , saat aku di temukan
Arwahmu pasti dengar teriak mereka
"Tulang belulang ini seorang manusia malang . Sebutir peluru Tiran Lobangi tengkoraknya !"
Andai aku mati
Matiku tak pernah sia-sia
Ribuan tahun nanti kuburku di gali
Dustamu tak bisa lari
Rasakan!
Saat buku sejarahmu usang
Aku justru menang!
Andai aku mati
Matiku
Pasti Tak pernah sia-sia!
Kukusan,05/11/2004
Jakarta - Politisi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, menyatakan apresiasinya atas gaya petinggi Partai Gerindra, Fadli Zon, yang berkampanye lewat puisi.
Dan menjelang Pilpres yang tinggal kurang lebih dua bulan lagi, menurut Rieke, alangkah indahnya jika berkampanye tetap menggunakan cara-cara berbudaya tinggi.
"Ya, seperti lewat puisi. Jangan ada politik transaksional, teror, intimidasi, dan pengerahan aparat negara untuk memenangkan calon tertentu," kata Rieke di Jakarta, Kamis (8/5).
Atas hal itu juga, Rieke mengaku jadi teringat akan puisi yang ditulisnya tahun 2004 lalu, yang berjudul Situs. Puisi itu dimasukkan dalam kumpulan puisi "Sumpah Saripah".
"Puisi tersebut saya dedikasikan untuk kawan-kawan aktivis yang hilang yang tak berkabar hingga hari ini," kata Rieke.
"Semoga ada balasan dari Bung Fadli Zon."
Sumber : beritasatu.com
Advertisement