3 Puisi Sang Bidadari Malam Linglung
Unknown
Kamis, Mei 15, 2014
Bidadari Bingung,
Bidadari Galau,
Bidadari Linglung,
Layla Majnun,
Puisi Malam
Edit
Kembali ku nikmati malamku
Sebagian lengang mencabik kedua telinga
Dan sunyianpun menghujat nadi
Lengang dan sunyi kembali menemaniku
Samar hembusan anginpun menyuarakan desahmu
Aku termangu dalam ketidak berdayaan panjang
Ku coba musnahkan semua lewat gulita malam
Namun masih saja ku sambangi bayangmu
Seperti alur berirama sendu
Aku merangkai makna bersama malam
Dan aku mengukir arti bersama gelap
Aku mencoba musnahkan asa lalu
Kehangatanmu duhai malamku
Tunjukanlah segera lewat terpaan sinar rembulan
Keindahanmu duhai malamku
Tunjukanlah segera lewat kerlipan para bintang
Aku menantimu duhai malamku
Setelah sekian lama larut membinasakanmu
Maafkan Aku...
===========================================
Mencoba memaknai hari dengan cinta
Meski tertebus keiklasan dan kesabaran
Namun merangkainya hingga tumbuh dengan indah
Begitu sulit dan begitu rumit memahaminya
Sementara hari tak pernah berhenti
Sementara harap tak pernah berwujud
Kesepianpun melanda hati dalam luka baru
Di mana torehan luka lama masih terasa pedih
Malam ini aku coba menikmati indahnya gelap
Pada persimpangan gulita dan akhirnya kembali diam
Dan bulan dan bintang serasa kembali menemani
Aku merenung bersama malam di persimpangan gulita
Di temani seonggok bulan dan sekerlip bintang
Akhirnya aku mulai memahami kesendirianku
Ku coba memikat kembali malamku
Duhai malam... maaf telah lama membiaskanmu
Aku dalam kesendirian ini baru menampakkanmu
Maafkan aku....
==========================================
Hanya bilur rindu merentang lemah
Anginpun menghapus rasa cinta
Nuansa patah menepi di mata hati
Indah yang pernah ada , membusuk sudah
Erangan sakitpun mencabik lara !
Antara ada dan tiada
Resah berkalut benci kian menyulut
Ini mungkin awal dari keterpurukan cinta
Embun yang bertuturpun makin menusuk
Namun ranting telah patah
Aku sendiri kembali dalam hampa
Sebagian lengang mencabik kedua telinga
Dan sunyianpun menghujat nadi
Lengang dan sunyi kembali menemaniku
Samar hembusan anginpun menyuarakan desahmu
Advertisement
Ku coba musnahkan semua lewat gulita malam
Namun masih saja ku sambangi bayangmu
Seperti alur berirama sendu
Aku merangkai makna bersama malam
Dan aku mengukir arti bersama gelap
Aku mencoba musnahkan asa lalu
Kehangatanmu duhai malamku
Tunjukanlah segera lewat terpaan sinar rembulan
Keindahanmu duhai malamku
Tunjukanlah segera lewat kerlipan para bintang
Aku menantimu duhai malamku
Setelah sekian lama larut membinasakanmu
Maafkan Aku...
===========================================
Mencoba memaknai hari dengan cinta
Meski tertebus keiklasan dan kesabaran
Namun merangkainya hingga tumbuh dengan indah
Begitu sulit dan begitu rumit memahaminya
Sementara hari tak pernah berhenti
Sementara harap tak pernah berwujud
Kesepianpun melanda hati dalam luka baru
Di mana torehan luka lama masih terasa pedih
Malam ini aku coba menikmati indahnya gelap
Pada persimpangan gulita dan akhirnya kembali diam
Dan bulan dan bintang serasa kembali menemani
Aku merenung bersama malam di persimpangan gulita
Di temani seonggok bulan dan sekerlip bintang
Akhirnya aku mulai memahami kesendirianku
Ku coba memikat kembali malamku
Duhai malam... maaf telah lama membiaskanmu
Aku dalam kesendirian ini baru menampakkanmu
Maafkan aku....
==========================================
Hanya bilur rindu merentang lemah
Anginpun menghapus rasa cinta
Nuansa patah menepi di mata hati
Indah yang pernah ada , membusuk sudah
Erangan sakitpun mencabik lara !
Antara ada dan tiada
Resah berkalut benci kian menyulut
Ini mungkin awal dari keterpurukan cinta
Embun yang bertuturpun makin menusuk
Namun ranting telah patah
Aku sendiri kembali dalam hampa
Related Posts :
Puisi Cinta, Sengsara Membawa Nikmat "Bidadari Linglung"Puisi mesrah pengantin baru. Suka cita dalam menempuh hidup baru, serba minim fasilitas namun kaya cinta dan sayang serta kemesraan. Anda … Read More...
Jangan menangis sahabat.!!Puisi untuk sahabat disana, yang sedang menghapus tangis dalam pekat. Mencari tongkat untuk menapak. Semoga puisi ini juga bisa menjad… Read More...
Cinta Untuk Mas Polisi "Edisi Bidadari Linglung"Puisi cinta untuk mas polisi yang tersayang. Jika polisi itu menakutkan atau menjengkelkan karena sukanya nyetop atau bahkan nilang kendar… Read More...
Puisi cinta, Bukannya Minder Tapi Belum Puber "Bidadari Linglung"Puisi cinta anak muda, kisah cinta muda mudi zaman sekarang, masih ingusan sudah mau menikah, apa kata dunia. Jika anda termasuk pelakunya… Read More...
Rindu-Rinduan "Bidadari Linglung"Puisi rindu, apapun kan dilakukan karena rindu tak tertahan. Ini hanya rindu-riduan bukan rindu sungguhan. Selamat membaca wahai sobat pui… Read More...