Bisnis Investasi

Bagai kabut mengambang

Dua kelana yang lesu mengetok di pintu gerbang.
Lama mereka mengetok, keras-keras dan tabah.
Bulan, lintas gumpalan kabut, sedih memandang
Mereka dibawah; malam pun sepi tiada berdesah.

Waktu berhenti, tapi ta hentinya malam buta
Mendorong batas sampai merangkum khatulistiwa.
Telah kering tenaga ditangan mereka yang luka,
Namun, berat dan bisu, gerbang belum membuka.

Tetap saja gerbang pintu yang dikunci,
Bungkem, dingin dan angkuh: bukit batu laiknya.
Si pengembara dua-dua gemetar serta pasi,
Bagai kabut mengambang dalam caya purnama.

Dan tahun-tahunpun senyum atas gagal mereka.
Dan telah istirahat keduanya di pangkuan pertiwi
Sekalipun ratusan tahun perlahan berlalu,
Hasrat mereka menyala seperti merah pagi.
By: KONSTANTIN DIMITRIWITSJ BALMONT


  1. 3 Puisi Cinta Rindu Sedih
  2. Mengapa Hanya Kau Beri Luka! Bacalah,
  3. Layu Setangkai Mawar Cidera
  4. 3 Puisi Perpisahan Romantis
  5. Privacy Policy for www.puisina.blogspot.com
  6. Bagai gema-gema panjang yang berhimpun
  7. Betapapun juga: ia itu abadi
  8. Masa yang penuh gairah
  9. SURAT - SURAT CINTA By; Isbedy Stiawan ZS
  10. Nenek tua tersandung ke dalam kematian
  11. Bagai kabut mengambang
  12. Kabut-kabut hari menimpa senja.
  13. aku mau hidup seribu tahun lagi!
  14. aku ini binatang jalang
  15. Bumi retak-retak berdebu
  16. Hidup hanya punya dua tiga hari bercinta
  17. Kami dipisah oleh impian lembut-bercampur-manis
  18. Pangkat, ganjaran, keharuman nama
  19. Puisi Duri-duri terkutuk! Semak-semak keparat!
  20. Mencuci mayat bersimbah darah
  21. Tak seberapa – tapi segala
  22. Bila aku nanti jadi petani,
  23. Pembuktian pada musuh dimedan perang
  24. Permohonan sebuah boneka
  25. Saya tidak lebih baik atau lebih jahat dari orang lain
Advertisement