Puisi religi ini sengaja saya rilis untuk mengajar sesuatu yang mungkin kita sering dengar. Kehidupan yang begitu mengerikan. Teori itu hanya beberapa persen saja dalam kehidupan ini. Dalam sebuah ucapan mario tekuh begitu entengnya mengucapkan dan meletupkan sebuah kata-kata untuk kita baca. Tapi itu semua hanya sebuah ucapan bukan tindakan. Sebuah tindakan itu sangat berarti untuk kita pahami. Yuk kita simak dalam puisi ini:
Perihnya Kehidupan
Tak bisa bergurau melawan jiwa menelisik di pinggir kubur hati Ruang raga ternyata Belum mati
Lampu pijaran merah Menampakkan seramnya menunggu saat ditetapkan Hari kita tak tau
berdenyut lembut membungkam sunyi berguman jiwa didalam raga berlahan pecahkan bisu Tak juga mati