PUISI CINTA : PERJALANAN, UJIAN DAN PENDEWASAAN
AGUS GANTENGSTERS
Minggu, Februari 09, 2014
Agus Santuso,
Puisi Cinta,
Puisi Kekasih,
Puisi Kenangan
Edit
Salam jumpa puisina, semoga tetap murah senyum,, yang lalu biar jadi kenangan,, hari esok tetap berjalan wajar,, ada kokok ayam, ada matahari, dan tetap ada aktivitas cuci piring sampai berdagang. puisi berikut ini mungkin boleh dibilang curhatan atau istilah lainnya terserah, silahkan. Namun satu sisi saya menulisnya adalah sebagai pengingat bahwa manusia hidup akan tetap melewati beberapa ujian untuk menuju pendewasaan sesuai jalan ceritanya masing-masing. okeh/
selamat membaca..
tak ada bait sejuk malam ini
atau juga huruf manis yang seringkali membuat kecoh
karena pada dasarnya hati yang kugambarkan layaknya permata
dan bukan sekedar cermin,
cukup berisyarah bisu.
dari beberapa awal,
saya hanya mencoba menyelamimu
dan dipertengahan
mungkin saya sedikit kagum dengan sedikit samar
biarkan,, biar perjalanannya mengalir
sampai benar kulihat adanya secara jujur,
dan pada satu tekad pertemuan
hatiku hanya berisyarah bisu.
nyatanya aktivitas menjadi berjalan kaku,
seakan kau menjadi penyela didalamnya
dan memang,,
ada peran tak wajar yang menjurus pada keterpurukan
dengan kemanjaan, dengan kelebihan, atau yang lebih bodoh,,
kok mau saja saya berjalan tanpa kenyamanan
dimana yang saya tau,,,
jalan kebaikan tidak hanya melulu saya harus memikulkan gunung kepadamu
dan mendengarkan semua keluhan palsunya dengan tanpa tema
atau bahkan sampai melepas sayap hingga lupa cara terbang.
sampai disini adalah kesepakatan
mungkin ini adalah jalan pendewasaan
jalan di ujinya satu keyakinan manusia wajar yang dianugrahi akal.
takkan ada banyak tulisan
takkan ada banyak kilau kenangan
kecuali saya mengambilnya sebagai pelajaran
dan kehidupan tetap berjalan.
selamat membaca..
tak ada bait sejuk malam ini
atau juga huruf manis yang seringkali membuat kecoh
karena pada dasarnya hati yang kugambarkan layaknya permata
dan bukan sekedar cermin,
cukup berisyarah bisu.
dari beberapa awal,
saya hanya mencoba menyelamimu
dan dipertengahan
mungkin saya sedikit kagum dengan sedikit samar
biarkan,, biar perjalanannya mengalir
sampai benar kulihat adanya secara jujur,
dan pada satu tekad pertemuan
hatiku hanya berisyarah bisu.
nyatanya aktivitas menjadi berjalan kaku,
seakan kau menjadi penyela didalamnya
dan memang,,
ada peran tak wajar yang menjurus pada keterpurukan
dengan kemanjaan, dengan kelebihan, atau yang lebih bodoh,,
kok mau saja saya berjalan tanpa kenyamanan
dimana yang saya tau,,,
jalan kebaikan tidak hanya melulu saya harus memikulkan gunung kepadamu
dan mendengarkan semua keluhan palsunya dengan tanpa tema
atau bahkan sampai melepas sayap hingga lupa cara terbang.
sampai disini adalah kesepakatan
mungkin ini adalah jalan pendewasaan
jalan di ujinya satu keyakinan manusia wajar yang dianugrahi akal.
takkan ada banyak tulisan
takkan ada banyak kilau kenangan
kecuali saya mengambilnya sebagai pelajaran
dan kehidupan tetap berjalan.
Advertisement