Hujan Lamunan "Bidadari Linglung"
Puisi hujan ditengah kerinduan yang mendalam. Sore mendung disertai
hujan dan sesekali bunyi guntur menyambar. Jika saat ini sobat puisina
tengah mengalami kejadian yang sama, tak ada salahnya membaca puisi
ini untuk sekedar hiburan. Selamat membaca.
Hujan Lamunan "Bidadari Linglung"
Kubuka jendela
Kupandang angkasa
Mendung mulai menggoda
Nampaknya akan turun hujan
Dari utara terdengar
Sayup suara gemuruh hujan
Semakin mendekat
Dan akhirnya tiba dihadapan
Tidak gerimis juga tidak deras
Hujan kecil namun merata
Hawa hangat berubah segar
Oleh terpaan semilir angin Bercampur titik air
Ku keluarkan kepala dari jendela
Kuhirup dalam udara segarnya
Kutahan dan ku hembuskan perlahan
Hahhhh.. Sejuk terasa
Andai dia disini
Temaniku menikmati panorama ini
Berdiri di belakangku
Memegang pinggangku
Menempelkan pipi kirinya ke pipi kananku
Dan kutelentangkan dua tangan dengan bebas
Rambutku terurai dan berkibar oleh terpaan angin
Bagai adegan titanic di TV
Betapa lengkap kesejukannya
Glegerrrr...
Suara guntur membubarkan lamunanku
Ternyata aku hanya sendiri
Berdiri di depan jendela kamar
Seraya menengadahkan tangan
Bak orang bangkong saat tidur lelap
Betapa malu aku pada diriku
Kuterbawa suasana
Untung tak ada yang melihat
Hingga aku tak perlu bertambah malu oleh perbuatanku
Owh...
Nasib jika kekasih hati jauh disana
Saat ini kupandang langit
Berharap kaupun tengah pandang langit yang sama
Dan merindukanku
Oleh: Rochmatul Hidayah
hujan dan sesekali bunyi guntur menyambar. Jika saat ini sobat puisina
tengah mengalami kejadian yang sama, tak ada salahnya membaca puisi
ini untuk sekedar hiburan. Selamat membaca.
Hujan Lamunan "Bidadari Linglung"
Advertisement
Kubuka jendela
Kupandang angkasa
Mendung mulai menggoda
Nampaknya akan turun hujan
Dari utara terdengar
Sayup suara gemuruh hujan
Semakin mendekat
Dan akhirnya tiba dihadapan
Tidak gerimis juga tidak deras
Hujan kecil namun merata
Hawa hangat berubah segar
Oleh terpaan semilir angin Bercampur titik air
Ku keluarkan kepala dari jendela
Kuhirup dalam udara segarnya
Kutahan dan ku hembuskan perlahan
Hahhhh.. Sejuk terasa
Andai dia disini
Temaniku menikmati panorama ini
Berdiri di belakangku
Memegang pinggangku
Menempelkan pipi kirinya ke pipi kananku
Dan kutelentangkan dua tangan dengan bebas
Rambutku terurai dan berkibar oleh terpaan angin
Bagai adegan titanic di TV
Betapa lengkap kesejukannya
Glegerrrr...
Suara guntur membubarkan lamunanku
Ternyata aku hanya sendiri
Berdiri di depan jendela kamar
Seraya menengadahkan tangan
Bak orang bangkong saat tidur lelap
Betapa malu aku pada diriku
Kuterbawa suasana
Untung tak ada yang melihat
Hingga aku tak perlu bertambah malu oleh perbuatanku
Owh...
Nasib jika kekasih hati jauh disana
Saat ini kupandang langit
Berharap kaupun tengah pandang langit yang sama
Dan merindukanku
Oleh: Rochmatul Hidayah
Related Posts :
Puisi Mules, Sambal PraharaPuisi konyol, sedikit humor, hati-hatilah dalam mengkonsumsi makanan. Pastikan 4 sehat 5 sempurna. Jangan hanya enak, namun berabe akhirnya… Read More...
Puisi Bulan Sya'ban Telah DatangPuisi Sya'ban ter-update, singkat padat penuh makna. Dalam rangka memperingati bulan Sya'ban mubarok, kini puisina menghadirkan puisi bert… Read More...
Puisi Fabel III "Akhir Kisah Ulat Randu"Lanjutan puisi fabel II Majalah Puisi Indonesia (PUISINA). Masih teruntuk buah hati yang suka asik mendengar dongeng menjelah tidur. Selam… Read More...
Puisi Fabel "Buah Sabar dan Tabah Seekor Kerang"Puisi dongeng yang menarik, penuh makna dan pelajaran. Cocok dibacakan untuk buah hati tercinta menjelang tidurnya. Sekaligus mengenalkan … Read More...
Puisi Fabel "Timun Negeri Mesir"Puisi fabel, dongeng anak terbaru, mengandung pesan moral. Cocok dibacakan sebagai pengantar tidur si kecil, sekaligus mengenalkan padanya… Read More...