
Puisi Renungan : Kasidah Lilin _ Moh. Wan Anwar
AGUS GANTENGSTERS
Minggu, April 27, 2014
Agus Santuso,
Berita Puisi,
Puis Renungan,
Puisi Doa,
Puisi Kenangan
Edit
Puisi Renungan : Kasidah Lilin _ Moh. Wan Anwar _ Ulas balik sastra kembali puisina... puisi renungan berikut ini adalah karya dari Moh. Wan Anwar. Seorang sastrawan serta redaksi majalah sastra Horison yang tutup usia pada umur 34 tahun, karena penyakit ginjal. Sedikit bait dibawah ini semoga bisa menjadi sarana belajar bagi saya dan pembaca puisina,, dan sedikit do'a untuk beliau,, selalu dalam rahmar tuhan yang maha kuasa.
Pada hari ini telah kaugenapkan hitungan nafas
dengan iringan kasidah cahaya.
Dua puluh tiga tahun
Advertisement
Langit yang melahirkan musim dan cakrawala
aku harap kaupun menyala,
meski angin teramat deras menggempurkan pepohonan
yang sedang khusuk ruku dijiwamu.
Meliuklah seperti para darwis
mengikuti loncatan irama dalam batin
seperti para penari yang bercakap
dengan gerak tubuhnya sendiri.
Mabuklah bersama pengembara
menjelajahi ruang-ruang yang tak pernah terjangkau pikiranmu
Dan pada detik-detik yang lambat ini
akan kuundang para malaikat
untuk membasuh rambut
dan lumpur yang membaluri kulit tubuhmu
Bersiaplah kau dari pedang
yang tiba-tiba membelah dadamu,
menghapus bercak-bercak hitam
bersembunyi dalam lipatan-lipatan kalbu
Dan ketika kau tiup api dalam tubuhku
pahami,, aku kekal menyala dalam kekosonganmu
_Bandung, 1996
Salam satu jiwa sastra +Aishah Jahirah +Qirey Shelomitha +najiah shaharain +Naila Fithria +Nao Mei +dewi indah hanggono +indhira
Related Posts :
Puisi Cinta Rayuan Kasihku Kemayu Puisi Cinta Rayuan Kasihku Kemayu Membahas cinta tak ada habisnya.Lautan kata yang dalam belum cukup mengungkapkan rasa cinta.Bagaim… Read More...
Puisi Menyambut Hari Ibu Puisi Menyambut Hari Ibu bagi saya seorang ibu adalah sosok yang sangat penting, mungkin bukan hanya aku, para sobat semuanya pasti ber… Read More...
PUISI CINTA : KEKASIH YANG TAK TERGANTIKANPUISI CINTA : KEKASIH YANG TAK TERGANTIKAN. Huru-hara puisina, biar langit malam ini terang benderang karena kata romantis, biar sampan lupa… Read More...
Puisi Rindu Tanah Airku Puisi Rindu Tanah Air ini adalah ungkapan kenangan atas tanah kelahiran yang permai dan indah.Banyak kenangan yang tersimpan dalam ingatan … Read More...
Tentang Waktu dan Untuk Waktu Tentang Waktu dan Untuk Waktu Dalam tradisi masyarakat barat waktu adalah uang, sementara bagi orang arab waktu adalah pedang, semua it… Read More...