
Puisi Wanita-Wanitaku By "Sky Shucaya"
AGUS GANTENGSTERS
Jumat, Agustus 08, 2014
puisi asmara,
Puisi Cinta,
Puisi Kenangan,
Puisi Kiriman,
Puisi Rindu
Edit
Puisi Wanita-Wanitaku By "Sky Shucaya"_Selamat sore pembaca Puisina,, sudah mandi tentunya,, mari duduk sini,, kita pandang senja,, meski tak dipinggir telaga,, namun cukup indah kala ia mulai lelap menampakkan jingganya. Berikut ini adalah puisi kiriman dari sodara kita di Tasikmalaya sana,, tentang wanita yang sedang menyulut asmaranya. Selamat membaca..
Wanitaku
Wanita-wanitaku,
Kembang setaman telah mekar yang di tanam kala sore hari jadi panutan.
Tak ada yang memetik hingga gugur di pekarangan.
Dan embun pun malu membelai kuncupnya.
Wanita-wanitaku,
Aku tenggelam di dasar warna malam
Mengitung sendiri hari penantian.
Ku dengar pohon di luar rumah berbisik lirih.
Ada tubuh liar menari di pelupuk mata,
Wanita-wanitaku,
Kini rembulan mulai jatuh di subuh,
Cahayanya lembut bersarang di jantung hingga mengalir ke ubin-ubin dingin.
Menembus bilik yang sudah tua,
Kapan kau mengerti rasa cinta membara?
Wanitaku,
Yang bisa ku lakukan mendayung rindu di lautan,
Supaya bisa membalut luka.
Saat pelita ku tiup di atas meja hingga jelagatnya menempel di langit-langit rumah.
Mengapa cintaku tak pernah kandas
Kalo memang asmara itu masih ranum,
Kembalilah kita petik sama-sama tak perlu malu.
Karya:sky shucaya
Hormat kami,
sky shucaya | skyshucaya@gmail.com .
Terima kasih Kepada Sky Shucaya atas kiriman puisinya,, Selamat hari kemerdekaan..
Wanitaku
Wanita-wanitaku,
Advertisement
Tak ada yang memetik hingga gugur di pekarangan.
Dan embun pun malu membelai kuncupnya.
Wanita-wanitaku,
Aku tenggelam di dasar warna malam
Mengitung sendiri hari penantian.
Ku dengar pohon di luar rumah berbisik lirih.
Ada tubuh liar menari di pelupuk mata,
Wanita-wanitaku,
Kini rembulan mulai jatuh di subuh,
Cahayanya lembut bersarang di jantung hingga mengalir ke ubin-ubin dingin.
Menembus bilik yang sudah tua,
Kapan kau mengerti rasa cinta membara?
Wanitaku,
Yang bisa ku lakukan mendayung rindu di lautan,
Supaya bisa membalut luka.
Saat pelita ku tiup di atas meja hingga jelagatnya menempel di langit-langit rumah.
Mengapa cintaku tak pernah kandas
Kalo memang asmara itu masih ranum,
Kembalilah kita petik sama-sama tak perlu malu.
Karya:sky shucaya
Hormat kami,
sky shucaya | skyshucaya@gmail.com .
Terima kasih Kepada Sky Shucaya atas kiriman puisinya,, Selamat hari kemerdekaan..

Related Posts :
Puisi Kepayang By : Semar Kuncung Puisi kiriman dari kang Semar Kuncung , mudah-mudahan bisa menghibur . kepayang Tiada rindu seperti padamu bahkan lebih sepi daripada saat… Read More...
Puisi Salahkah Aku menjadi TKW?Seorang wanita desa yang tak berdaya , diam saja tak cukup untuk menghidupi kebutuhan keluarga , air mata tetap air mata yang tak selesai ha… Read More...
Puisi Kiriman : Gadis Panggung Puisi Kiriman : Gadis Panggung _ Selamat malam pembaca puisina,, iya,, jadi berikut ini adalah puisi kiriman dari sodari Lina Elysa dari ko… Read More...
Puisi Penantian Oleh Gunawan Sakt Beriku ini puisi kiriman dari Gunawan Sakt tentang, kegelasahan dan kegundahan hati , hmmm menunggu memang membosankan Menanti Ku tanya… Read More...
PUISI DOSA By.Jamila Markum MalaysiaPuisi kiriman pengunjung puisina dari malaysia , berjudul Dosa di hati sebuah puisi renungan dan nasehat agar selalu ingat akan dosa diri da… Read More...