
Puisi Cerpen : Arjuna Linglung Jalan-jalan Ke Pilkada Negeri Indonesia
AGUS GANTENGSTERS
Kamis, April 03, 2014
Agus Santuso,
Arjuna Galau,
Arjuna Linglung,
puisi cerpen,
Puisi Lucu,
Puisi Pemilu,
Puisi Politik
Edit
Arjuna Linglung Jalan-jalan Ke Pilkada Negeri Indonesia_Salam jumpa Puisina,, Masih Edisi Arjuna Linglung, yang kali ini puisi sedikit cerita. Langsung aja dibaca,, meski agak blepotan, cukup kok buat hiburan. okeh aja udah,,,
Bopo semar,,, kang gareng,,, kang petruk,,, juga kang bagong,,,
ayo duduk bareng sini,
kita ngobrol sambil nyeduh kopi,
jadi begini,, sodaraku sekaligus penasehatku,
barusan aku jalan-jalan ke negeri seberang
yang hingar-bingar, sedang ada pergantian wakil rakyat
katanya,
rakyatnya seneng,,, riang,,, sambil senyum-senyum bahagia,
nha aku heran,
pemimpin diganti kok malah seneng,
beda di madukara kita ini,
tak tinggal melancong seminggu
sikap rakyatku malah kekanak-kanakan merindu
kayak orang yang tak pulang puluhan windhu
ada lagi,,
bapak-bapak yang sibuk masang bendera sama foto yang aku tak tau itu wajah siapa,
tak tanyai orang yang disampingnya,,
dijawab, itu kader partai namanya,,
yang dipercaya untuk mencari simpati masyarakat dan menyampaikan aspirasi jagonya,
tak tilik lagi ke madukara,
hulu balang, senopati dan seluruh punggawaku
menjabat karena kurasa dia mampu dan cukup punya niat baik, sedia mengabdi untuk negara
dan dipojok sana,,
tak lihat ada yang sedang ramai nyanyi-nyanyi dengan tambahan sedikit pidato
aku ya tambah mlongo,
orang senang-senang kok malah diceramahi
sedangkan di madukara kita ini,
perayaan ya kita senang-senang,,
kalo upacara ya kita khidmat tenanan,
mendengar apa yang disampaikan dan memang seharusnya didengarkan,
biar nanti nggak bingung dengan apa yang seharusnya dilaksanakan.
\nha yang tadi itu kok malah dicampur bawurkan,
apa nggak jadi ndleming nanti malahan.
jadi bingung
akhirnya aku pulang melangkah kayak orang linglung
berjalan ndengklung, tak terasa kakiku kesandung,,
ada selebaran yang tentu beda dengan negeri kita madukara
tak tanyai orang lewat, yang begitu itu koran namanya,,
ooo iya iya iya,,
mirip surat cintaku dulu pada sembadra,
cuma lebih banyak judulnya ketimbang maksud tulisannya
baca tak baca sambil jalan,,
ternyata aku sedang berada di negeri indonesia
yang beberapa kali pernah kudengar, bahwa itu adalah negeri yang sangat kaya raya
kaya hasil bumi
kaya potensi
juga hebat menetaskan generasi.
waduh, sekilas aku jadi iri,
tapi tak apa, memang dewata punya titah beda-beda pada lakon suatu negara.
dari perjalananku tadi, aku jadi mengerti
indonesia itu republik negara kesatuan bukan kerajaan dengan laku dinasti.
yang sistem pemerintahannya demokrasi
pemimpinnya dipilih oleh rakyat dengan jujurnya nurani
yang tentu kelak, memimpin negeri dengan sepenuh hati
tanpa tirani dan tanpa mementingkan udel sendiri
hebat! semua keinginan rakyat jadi bisa lebih diapresiasi,
apa mungkin ya,
bopo semar,, kang gareng,, kang petruk,, juga kang bagong,,
madukara yang lebih dikarunia sahaja nan penuh cinta ini
kita buat jadi demokrasi, seperti negara Indonesia sana?..
punokawan = tidur ndengkur, sampek ndleweran ngiler item kopi
Bopo semar,,, kang gareng,,, kang petruk,,, juga kang bagong,,,
ayo duduk bareng sini,
Advertisement
jadi begini,, sodaraku sekaligus penasehatku,
barusan aku jalan-jalan ke negeri seberang
yang hingar-bingar, sedang ada pergantian wakil rakyat
katanya,
rakyatnya seneng,,, riang,,, sambil senyum-senyum bahagia,
nha aku heran,
pemimpin diganti kok malah seneng,
beda di madukara kita ini,
tak tinggal melancong seminggu
sikap rakyatku malah kekanak-kanakan merindu
kayak orang yang tak pulang puluhan windhu
ada lagi,,
bapak-bapak yang sibuk masang bendera sama foto yang aku tak tau itu wajah siapa,
tak tanyai orang yang disampingnya,,
dijawab, itu kader partai namanya,,
yang dipercaya untuk mencari simpati masyarakat dan menyampaikan aspirasi jagonya,
tak tilik lagi ke madukara,
hulu balang, senopati dan seluruh punggawaku
menjabat karena kurasa dia mampu dan cukup punya niat baik, sedia mengabdi untuk negara
dan dipojok sana,,
tak lihat ada yang sedang ramai nyanyi-nyanyi dengan tambahan sedikit pidato
aku ya tambah mlongo,
orang senang-senang kok malah diceramahi
sedangkan di madukara kita ini,
perayaan ya kita senang-senang,,
kalo upacara ya kita khidmat tenanan,
mendengar apa yang disampaikan dan memang seharusnya didengarkan,
biar nanti nggak bingung dengan apa yang seharusnya dilaksanakan.
\nha yang tadi itu kok malah dicampur bawurkan,
apa nggak jadi ndleming nanti malahan.
jadi bingung
akhirnya aku pulang melangkah kayak orang linglung
berjalan ndengklung, tak terasa kakiku kesandung,,
ada selebaran yang tentu beda dengan negeri kita madukara
tak tanyai orang lewat, yang begitu itu koran namanya,,
ooo iya iya iya,,
mirip surat cintaku dulu pada sembadra,
cuma lebih banyak judulnya ketimbang maksud tulisannya
baca tak baca sambil jalan,,
ternyata aku sedang berada di negeri indonesia
yang beberapa kali pernah kudengar, bahwa itu adalah negeri yang sangat kaya raya
kaya hasil bumi
kaya potensi
juga hebat menetaskan generasi.
waduh, sekilas aku jadi iri,
tapi tak apa, memang dewata punya titah beda-beda pada lakon suatu negara.
dari perjalananku tadi, aku jadi mengerti
indonesia itu republik negara kesatuan bukan kerajaan dengan laku dinasti.
yang sistem pemerintahannya demokrasi
pemimpinnya dipilih oleh rakyat dengan jujurnya nurani
yang tentu kelak, memimpin negeri dengan sepenuh hati
tanpa tirani dan tanpa mementingkan udel sendiri
hebat! semua keinginan rakyat jadi bisa lebih diapresiasi,
apa mungkin ya,
bopo semar,, kang gareng,, kang petruk,, juga kang bagong,,
madukara yang lebih dikarunia sahaja nan penuh cinta ini
kita buat jadi demokrasi, seperti negara Indonesia sana?..
punokawan = tidur ndengkur, sampek ndleweran ngiler item kopi
Related Posts :
Puisi Politik : Jangan Suap Pak PolisiDisebuah negeri yang penuh kedamaian tanpa pesta, tanpa TV, tanpa bernyanyi dan tanpa minuman. Ini hanya ada dinegeri kyalan. Untuk sobat pu… Read More...
puisi politik : belut lincah asal solopenutup puisi saya buat pagi ini. mumpung poitik lagi anget kek tahu baru di bikin. tokoh pertama saya sanding yakni.. lah dari judul e tau … Read More...
Puisi Politik : Coblos Nomor Urut KosongSebentar lagi kita sebagai warga penduduk asli indonesia akan memilih dan dilaksanakan Pemilu. Pemilu diadakan 5 tahun sekali untuk memilih … Read More...
Puisi Ibu Kartini Untuk Bapak KartonoTerinspirasi dari update status teman facebook yang berbunyi besok hari kartono , akhirnya saya pingin buat puisi asal jadi berjudul Puisi I… Read More...
PUISI DEMOKRASI DAN WARUNG KOPIPuisi nasehat atau saran atau apalah terserah bagaimana cara memahaminya , intinya saya mau menulis tentang manfaat kerja sama dan sama-sama… Read More...