
Angin memecut disimpang jalan
Malam hitam.
Salju putih.
Angin! Angin
Yang berhembus seantero bumi Tuhan.
Angin sedang menyalin
Salju putih,
Saudara es menjenguk dari bawah.
Tertarung dan sempoyongan,
Manusia tergelincir dan jatuh,
Tuhan kasihan dengan semua.
Angin memecut disimpang jalan
Dan dingin menggigit sampai ketulang.
Dengan hidung sembunyi di leher baju,
Seorang burjuis berdiri sendirian.
Dan siapa gerangan menyintak rambutnya panjang
Dan seakan menyesali, menggerutu.
“durjana!
Rusia mati?”
By: ALEXANDER BLOK
Salju putih.
Angin! Angin
Yang berhembus seantero bumi Tuhan.
Angin sedang menyalin
Advertisement
Saudara es menjenguk dari bawah.
Tertarung dan sempoyongan,
Manusia tergelincir dan jatuh,
Tuhan kasihan dengan semua.
Angin memecut disimpang jalan
Dan dingin menggigit sampai ketulang.
Dengan hidung sembunyi di leher baju,
Seorang burjuis berdiri sendirian.
Dan siapa gerangan menyintak rambutnya panjang
Dan seakan menyesali, menggerutu.
“durjana!
Rusia mati?”
By: ALEXANDER BLOK
Related Posts :
Mengharap hadirmu laksana bintang - Bidadari LinglungBerjuta misteri warnai wajah sendu Terpaku pandangi pekat sang malam Dan berjuta kecambuk dalam bisu Terdiam senyap tiada mengarah Dan mala… Read More...
Hilangmu menyadarkan bentuk imajinasi - Bidadari LinglungMeniti malam dalam kesendirian Menapaki bekas jejak-jejak perjalanan kita Menghempaskan sejuta luka dalam benakku Mengusutkan benang cinta y… Read More...
Puisi Kota ini Cerita KitaMenyelinap bersama pagi Menuju Surabaya Sebenarnya aku enggan Hadir disini Kota ini Ingatkan kita Cerita kita Kenangan kita Semua.... Aku ta… Read More...
Puisi Bersambung : Kidung Senja IVlagi, kepada jingga yang malu-malu mencuatkan ronanya padaku. entah.. entah.. entah.. debar di dada terasa resah. oh, aku membayangkanmu. ak… Read More...
Jauhmu tiada pernah aku harapkan - Bidadari LinglungHujan kali ini benar-benar menghujamkan air Penuh kiasan terpapar lewat curahnya Sementara sepi tetap saya mengulum hati Dan aku coba menjer… Read More...