Puisi Rindu hingga Aku Lupa Menikmatinya

Rasa rindu tengah menyelimutiku, aku seorang perantauan nan jauh di mato (Sumatera barat : mata). Kenangan indah bersamanya semakin membuat tebal rasa rindu ini hingga bayangan serasa jadi nyata. Senyumnya, suaranya dan kebiasaannya membuatku tersipu malu dan membuatku gila karena senyum-senyum sendiri. Walaupun ada ungkapan jauh di mata dekat di hati namun rasa rinduku pada si dia belum terobati. Memang hanya pertemuanlah yang aku harapkan namun di saat kami bertemu hancurlah hatiku karena rasa rinduku lebur oleh orang ke tiga.

Puisi rindu
Aku rindu hari itu
Hari dimana aku tersipu
Tersipu malu dilihat orang itu
Orang yang sebelumnya tak pernah bertemu

Saat dia menoleh dan berikan senyum, aku sungguh tersipu
Dan kini aku masih rindu hari itu, hari yang kini menjadi masa lalu
Masa lalu yang masih menari di benakku

Rindu ini…seperti tanah kering yang merindukan hujan
Seperti bunga yang merindukan musim semi
Seperti ulat yang merindukan pucuk, seperti malam yang merindukan bintang
Seperti kepompong yang merindukan kupu-kupu, seperti benci yang merindukan cinta
Seperti mendung yang merindukan cerah
Seperti hujan yang merindukan pelangi dan seperti aku yang merindukan kamu

Puisi aku lupa menikmati rindu
Aku lupa menikmati rindu
Yang melarutkan segala rasa yang kau sedu
Di sebaris kata minggu lalu
Menghempaskan aku begitu jauh

Waktu menjalar tanpa ku tahu
Begitu jauh aku terpaku di sudut sepi
Sudut sepi yang membuatku lupa mengeja kata cinta
Sudut sepi yang membuatku lena akan dunia

Kini ku sadari kesalahanku
Ketika kau tinggalkan hati dan pergi dengan kekasih baru

Advertisement