wasiat pada anak cucuku
Puisi sedih merintih
Wasiat pada anak cucuku
Puisi ini menggambarkan isi hati orang tua yang hampir mati,dan
mengharapkan berkumpulnya anak cucu, selama ini karena kesibukan
masing-masing sehingga tak bisa merawat dan membahagiakanya
Selamat membaca .semoga ada hikmahnya.
Di kala mentari bersinar
Menerangi alam nan segar
Semua kehidupan hingar
Dan terlihat bingar
Namun smua tak berlaku padaku
Mentariku adalah anak cucuku
Yang telah melupakanku
Di ambang kelopak menutup mataku
Wahai anak cucuku
Yang tak buta warna akan derita
Kini aku meregang nyawa
Tapi engkau terdiam bahasa
wahai anak cucuku
Yang kaya akan tatakrama
Kini aku meminta menghiba
Akan darma bakti pada orang tua
Wahai anak cucuku
Yang luhur akan budi pekerti
Ku harap kau mengerti
Sebelum nyawa ini pergi
Wahai anak cucuku
Yang pandai merangkai basa
kuharap kau bersedia
Mengubur jasad yang tiada nyawa
Wahai anak cucuku
Yang miskin akan noda
Kemohon yang terakir kalinya
Tancapkan pohon kamboja
Diatas pusaran batu nisanku
Sebagai ganti hilangnya namaku
Dikala engkau sibuk akan urusanmu
Kau lupa akan kuburanku
Namun aku tetap berdoa
Pada yang maha kuasa
Bagi anak cucuku smua
Diberi rizqi kelimpahan harta
Pesan suara hati terdalam
Wasiat pada anak cucuku
Puisi ini menggambarkan isi hati orang tua yang hampir mati,dan
mengharapkan berkumpulnya anak cucu, selama ini karena kesibukan
masing-masing sehingga tak bisa merawat dan membahagiakanya
Selamat membaca .semoga ada hikmahnya.
Di kala mentari bersinar
Menerangi alam nan segar
Semua kehidupan hingar
Dan terlihat bingar
Namun smua tak berlaku padaku
Mentariku adalah anak cucuku
Yang telah melupakanku
Di ambang kelopak menutup mataku
Wahai anak cucuku
Yang tak buta warna akan derita
Kini aku meregang nyawa
Tapi engkau terdiam bahasa
wahai anak cucuku
Yang kaya akan tatakrama
Kini aku meminta menghiba
Akan darma bakti pada orang tua
Wahai anak cucuku
Yang luhur akan budi pekerti
Ku harap kau mengerti
Sebelum nyawa ini pergi
Wahai anak cucuku
Yang pandai merangkai basa
kuharap kau bersedia
Mengubur jasad yang tiada nyawa
Wahai anak cucuku
Yang miskin akan noda
Kemohon yang terakir kalinya
Tancapkan pohon kamboja
Diatas pusaran batu nisanku
Sebagai ganti hilangnya namaku
Dikala engkau sibuk akan urusanmu
Kau lupa akan kuburanku
Namun aku tetap berdoa
Pada yang maha kuasa
Bagi anak cucuku smua
Diberi rizqi kelimpahan harta
Pesan suara hati terdalam
Advertisement