Tampilkan postingan dengan label Sri Widiya Ningsih. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sri Widiya Ningsih. Tampilkan semua postingan

"Aku Takut" oleh: Sri Widiya Ningsih

Di antara ribuan bintang pun, kadang ada 1 bintang yang menyita perhatian kita. Entah karena sinarnya yang lebih terang, karena terpisah dari bintang lainnya, atau apapun yang membuat ia berbeda. Tapi sebesar apapun kekaguman kita pada nya , kita tak mungkin memilikinya. Yang penting hanya satu, melihatnya tetap indah dan bersinar......
Dalam kehidupan pun hal serupa bisa saja terjadi. Ya..mengagumi bintang di dunia nyata...
Semoga hanya sekedar itu, sekedar Cinta dalam diam.

"Aku Takut"

Jalan ini begitu panjang
ku telusuri , ku lalui
tanpa terduga, tanpa terencana
aku temukan mu di ujungnya

Hari yang tenang berubah
ada sebuah gemuruh hebat
ya.. itu jantungku yang berdebar kencang
hingga gemetar kehilangan pijakan

Aku ingin hentikan langkah
namun tak ada alasan untuk itu
bahkan menatap pun takut
apalagi tersenyum dan menyapamu

saat aku berjalan di hadapanmu
aku semakin tak mampu menjaga hati
aku berusaha tundukkan pandanganku
tak ingin lebih jauh terbawa rasa ini

Tapi saat ku lakukan itu
ada gemuruh yang lebih hebat
kali ini ia membawa petir
mengubah warna-warni menjadi kelabu

Aku takut kau terpancing rasaku
tak ingin jadi penyebab turunnya iman mu
kini biarlah rasa ini menjadi urusanku
dan tentang kita biarlah takdir jadi penentu


Read More

"Demi Kemenangan" oleh Sri Widiya Ningsih

Hallo sahabat puisina :-)
Berbicara tentang kejujuran, masih adakah orang yang berusaha jujur di tengah kehidupan jaman sekarang?
Mungkin jarang. Tapi semoga kita termasuk.. :-)
puisi ini sekedar gambaran akan sulitnya mempertahankan kejujuran.
selamat membaca....



   Demi Kemenagan

suara pilu berdengung
membisik, membujuk
membuka jalan pintas yang tak pantas
katanya yang penting menang, terpandang
tak peduli salah daripada kalah

suaranya masuk telinga,
merasuk dalam jiwa
tertanam membuat hati tak tentram

suara itu berdesis
tawarkan cara praktis dengan gratis
katanya yang lain ikut beserta
tinggal dua, tiga yang menutup telinga

karna takut, ada yang terhasut
mentalnya mendadak ciut
bungkam nurani yang teriak menolak
lupakan ajaran demi kemenangan
.
#Jika orang jujur sudah jarang, maka betapa berharganya menjadi orang yang jujur. Karena itu akan membuat kamu berbeda :-)
sriwidiyan13@gmail.com

Read More

“Inilah Aku” oleh: Sri Widiya Ningsih

Hallo pembaca puisina....
cukup lama ya kita tidak berjumpa. Ya, belakangan ini saya sibuk persiapan UN SMA dan bingung mau lanjut sekolah di mana dan bagaimana. *eh maaf jadi curhat... :-D
Mending curhatnya lewat puisi aja ya....



“Inilah Aku”
Oleh : Sri Widiya Ningsih
Ini aku , yang berusaha mencari celah
Di antara ribuan insan yang sedang merekah
Ini aku, yang mengingkari segala kekurangan
Demi membangun kepercayaan diri tuk berangan

Bagai titik kecil yang tak bermakna
Mungkin itu pandangan dunia
Tapi bersama mimpi aku mampu berdiri
Tuk mengubah maya menjadi nyata dan pasti

Ku bebaskan mimpiku ke segala arah
Tanpa batasan, tanpa perisai yang menghalang
Ku biarkan anganku terbang
Tuk sinari hari agar tak lagi petang

Dengan sombongnya aku berdiri
Busungkan dada, dengakkan wajah
Ku ciptakan mantra agar aku tak berhenti
Kataku “dunia hanya belum menangkap sinarku”
Kataku “esok dunia pasti ada di pihakku”

Ya, inilah aku yang tak pernah berhenti berharap
Bermodal keyakinan ku gambarkan bayang masa depan
Ku gantungkan mimpiku di atas sana
Dan akan ku buat ia bersinar menandingi bintang
 

 #Bermimpilah setinggi mungkin, karena jika jatuh.. setidaknya kita jatuh di antara bintang2 (kata mahasiswa ITB yang hari Selasa, 14 Januari 2015 sosialisasi di SMA N 1 Babakan, Cirebon)
~terimakasih telah menyempatkan waktu untuk membaca... :-)

Read More
"Bangkitlah Pemuda" by. Sri Widiya Ningsih

"Bangkitlah Pemuda" by. Sri Widiya Ningsih

Assalamu'alaykum sahabat Puisina......
Alhamdulillah jumpa lagi dengan saya di awal bulan November ini.
Puisi kali ini seputar pemuda indonesia, kan kemarin kita baru saja peringati Hari Sumpah Pemuda.
Semoga salah satu puisi saya ini bisa menginspirasi ya.... :-) 

Bangkitlah Pemuda
Karya : Sri Widiya Ningsih

Wahai para pemuda
Aku yakin mata mu tak buta
Dapat melihat keadilan tak merata
Dan segala penyimpangan merajalela
                        Wahai para pemuda
                        Aku yakin telingamu tak tuli
                        Bisa mendengar tawa para 
                        penguasa
                        Di atas keluhan mereka yang 
                        kelaparan
Wahai para pemuda
Aku juga yakin mulut mu tak bisu
Masih dapat bersuara,
Menyampaikan yang jadi keluhan mu
                        Tetapi...
                        Mengapa harus lewat demonstrasi?
                        Di sertai perbuatan anarkis,
                        Yang justru membuat negeri bertambah miris
Wahai para pemuda
Aku percaya keberanian mu tinggi
Kau berani unjuk gigi
Tetapi mengapa perpecahan yang terjadi?
Lewat bentrokan, tawuran..
Yang justru masalah kau tambahkan
                        Wahai para pemuda
                        Jangan hanya menuntut saja
                        Kepada penguasa yang entah berpikir apa
                        Dan menunggu janji yang mungkin mereka lupa
Bangunlah wahai calon pemimpin
Wujudkan perubahan untuk Negara
Jangan hanya diam dan ikut prihatin
Atas peristiwa miris tanpa bisa apa-apa
                        Bangkitlah penerus bangsa
                        Tunjukkan tindakan mu untuk negeri
                        Bukan malah diam menjadi saksi mata
                        Atas keberhasilan dan ikut menikmati
Karna kita lah penerus bangsa
Yang akan menentukan nasibnya
Menjadi petunjuk arah jalannya
Untuk Indonesia yang tercinta 

#Semoga mampu membangkitkan semangat kita semua ya... , terutama para remaja sebagai generasi penerus :-) 


Read More
"Di Ujung Hari" oleh Sri Widiya Ningsih

"Di Ujung Hari" oleh Sri Widiya Ningsih

Sekedar coretan yang di goreskan tinta sore ini...
selamat membaca :-)

Di Ujung Hari

Dan akhirnya kita sampai di ujung hari
ketika warna matahari berubah kemerahan
akhirnya senja pun menutup hari
bersama langit yang bewarna jingga

dan kita di suguhkan lagi dengan cahaya malam
cahaya sang bulan di tengah ribuan bintang
yang ketika tak nampak ia ciptakan kerinduan
di hati ribuan bintang yang mendambanya

dan akhirnya serbuan angin malam menebar
menyambangi setiap pelosok sekalipun sepi
hadirnya ciptakan bunyi yang memecah hening
membuat desah di antara celah pepohonan yang kaku

~Sri Widiya Ningsih
Read More
"Merindukanmu" by. Sri Widiya Ningsih

"Merindukanmu" by. Sri Widiya Ningsih

Semua anak memiliki keinginan yang sama, yaitu berada di antara anggota keluarga membaur bahagia. Tapi tak semua harapan terpenuhi bukan? tak semua harap terjawab indah, justru kecewa.. karena harapan itu hanya menjadi harapan..
Selamat membaca..


Merindukan mu

Di antara keramaian aku mencari
Sesosok raga yang semakin tak nyata
Sejauh mata memandang tak jua ku temui
Mata ini tak mampu menangkap sinarnya

Di antara beribu jiwa, aku mengharap hadirnya
Walau sekedar melintas tanpa bertanya
Mata ini merindukan tampak sosoknya
Bukan hanya bayang semu yang berbaur rindu

Aku takut tak dapat mengingatnya
Setelah lama menghilang tanpa berita
Aku takut terhapus semua tentangnya
Setelah beribu kisah datang dan tinggal

Yah...
Bahkan mulut ini kaku tuk menyebutnya
Tak ingat pula kapan terakhir aku menyapanya

Yah..
Tak bisakah aku merasakan hal yang sama?
Setelah kau ciptakan kisah yang baru
Kisah yang membuatmu pergi tanpa melihatku

Yah..
Aku pun ingin seperti anak-anak itu
Menganggapmu sebagai pahlawan dalam kehidupanku

~Sri Widiya Ningsih
Read More

"Kemerdekaan di Tanah Air ?" by. Sri Widiya Ningsih

Waktu membawa kita kembali pada tanggal 17 Agustus, tanggal yang bersejarah bagi kita rakyat Indonesia. Bahagiakah engkau kawan? atau justu ada perasaan miris karena kemerdekaan mulai terkikis?
Aku bebaskan argumen mu..
Tapi di samping argumen itu, apa yang telah kau perbuat untuk menghargai kemerdekaan? renungkan sejenak..
Selamat memebaca ya.. :-)

Kemedekaan di Tanah Air ?

Lihat tempat ini, kawan
Laut biru nan luas itu begitu elok di pandang
Dan lihatlah ombak itu ,
Ia berlari, melambai-lambai
Seakan bahagia dan menari kegirangan
Inilah tanah airku.

69 tahun yang lalu negara ini merdeka
69 tahun yang lalu saat lahirnya harapan baru
Senyum kembali terkembang setelah beratus tahun lamanya
Setelah lautan air mata berubah menjadi haru biru

Tapi seiring waktu ia mulai terkikis
Akan ego yang bercampur baur tanpa ampun
Kini rasa persatuan mulai tertepis habis
Inikah kemerdekaan yang dulu di proklamasikan?

Gerimis air mata serentak jatuh di tanahku
Genderang perselisihan terdengar di seluruh penjuru
Tidakkah hati mu miris menyaksikan nya?
Tolong kembalikan senyum Indonesia, tanah air kita



#Hargailah kemerdekaan yang telah di pejuangkan para pahlawan kita. Jika tidak dengan wujud nyata, setidaknya dengan bersikap baik sebagai warga negara :-)
Sri Widiya Ningsih 
Read More

"Ketika Pagi Menyapa" by. Sri Widiya Ningsih

Pagi indentik dengan kesejukan udaranya, ia mampu memeberi semangat baru setelah manusia menyambangi dunia mimpi.
Selamat memebaca :-)

Ketika Pagi Menyapa

Ketika pagi menyapa
aku terpesona di buatnya
di ujung timur terbit sang surya
yang menjadi tanda keagungan Nya

Ketika pagi menyapa
udara sejuk membelai lembut
menenangkan jiwa yang kembali terjaga
pulihkan hati yang sempat kalut

Ketika pagi meyapa
terdengar lantunan nada
kokokan ayam jantan berirama
kicauan burung pun ikut berlomba

Ketika pagi menyapa
harapan baru kembali terbuka
orang terbangun dari tidurnya
berharap hari lebih baik dari sebelumnya

#Terimakasih telah membaca..
Sri Widiya Ningsih
Read More

"Cinta Itu Fitrah" by. Sri Widiya Ningsih

Cinta?? Bagaimana ia bisa hadir tanpa di kehendaki? Bagaimana ia masuk pada sebuah hati saat pintu nya rapat terkunci?
Itu lah pertanyaan yang mana tak pernah ada jawaban real nya.
Dengan bebas ia hadir, datang dan memilih tinggal. Tapi tak berarti kita pun bebas mendapatkan dan memiliki mereka yang kita cintai.
Selamat membaca :-)

Cinta Itu Fitrah

Cinta memang tak pernah salah
Hadirnya di hatipun merupakan fitrah
Tapi aku tak pernah menghendakinya
Ia datang dan membuatku amat tersiksa

Pintu hati ini selalu ku jaga
Tapi kau hadir dan mengetuknya
Memaksa masuk lalu menetap di sana
Membuatku tak mampu menghindar sedikit saja

Menunduk, ku usahakan pandanganku
Tapi justru mata hati manangkapmu
Bersama segala bayang semu yang menghampiriku
Setiap saat, bahkan mencegahnya ku tak mampu
                
Pergilah, karena ini bukan saatnya bersama
Ku tahu diri kita sama-sama belum mampu
Biarlah cinta mekar setelah halal nantinya
Jika Tuhan berkehendak, kita pasti kan bersatu

#Tentang Cinta kau harus tau batasannya, dan ingatlah bahwa tak semua cinta bisa kau rasakan sekarang, nanti pasti ada waktunya ketika cinta telah menjadi halal :-) .
Sri Widiya Ningsih


Read More