Masih jelas di depan mata
Ketimpangan sosial
Penyimpangan moral
Jelas tanpa perlu di pikir
Dan jelas tanpa perlu tafsir
Kemiskinan di mana mana
Hutang sudah jadi pedoman
Para rentenir suda jadi tuhan
Kemanusiaan hanya tinggal tulisan
Bahan diskusi dan perdebatan
Ujungnya untuk naikan rating siaran
Berakhir pada uang
Hasil dari iklan perusahaan
Yang di bangun dari hasil korupsi
Bunga bank, tekak tekuk undang-undang
Rakyat di biarkan bodoh...
Hingga menyakini bahwa kemlaratan adalah anugrah
Tak tau dan tak kenal bahwa
Dengar musik dandan rapi di rumah yang indah itu lebih bahagia
Di banding hidup
Di kontrakan bobrok harga selangit
Di buru angsuran motor
Di hantui phk, pengusiran dan diskriminasi moral karena di anggap tak mau modal
Wajah kusut mata sayup...
Hingga tak kenal tuhan
Bahkan tak kenal sanak saudara
Dan pemimpin di sekitarnya
Bisa makan kenyang dah baik
Bisa tidur sudah bagus
Tak berurusan dengan penegak hukum sudah senang
Peduli mobil mewah rumah mahal
Makan enak tidur nyenyak.
Sudah kering air mata
Meratapi hak yang sirna di telan
Undang undang prosedural
Sudah serak suara
Menjerit melolong minta tolong
Hanya di dengar tulis jadikan proposal
Untuk proyek baru ladang baru
Dapat sumber pendapatan baru
Tangisan tinggal tangisan
Jeritan tinggal jeritan...
Mungkin tuhanpun enggan mendengar..
Karena doanya tanpa ilmu
Tidak di kabulkan
Hanya sebatas doa tanpa aturan
Rakyat hanya bisa menangis
Berlinang air mata
Tak tau apakah dia bahagia atau sengsara
Apakah ahli surga atau neraka
Read More