Sudah berabad-abad kutahan perihku pada waktu yang tak pernah lagi beri canda.
Lantaran cinta aku selalau tersenyum setiap punggungku ka tujah.
Dan darahnya akan selalu kukenang sebagai persahabatan kita.
Inilah isbedy yang tak pernah menulis surat-surat dendam.
Karena cinta-Nya, apa yang bernama luka hanyalah peristiwa.
Lalu pada setiap lembar buku yang tertulis hanyalah cinta. Hanyalah cinta!
Jangan tikam aku jika darahnya tak sampai ke anyirmu.
Sudah sering kudendangkan perdamaian hingga kau pulas dengan senyum
demi senyum; inilah yang kusuratkan setiap waktu.
Meski aku tak mengerti pembantaian masih saja berlangsung. Di setiap
nurani..... . .
Inilah isbedy! Tak pernah sangar meski wajah telah berdarah sebab
senyum lelaki pertama yang terbunuh itu telah sempurna mengecat
sudut-sudut nurani.
Ya inilah isbedy yang tak henti mengirim surat-surat cinta padamu... . .
- 3 Puisi Cinta Rindu Sedih
- Mengapa Hanya Kau Beri Luka! Bacalah,
- Layu Setangkai Mawar Cidera
- 3 Puisi Perpisahan Romantis
- Privacy Policy for www.puisina.blogspot.com
- Bagai gema-gema panjang yang berhimpun
- Betapapun juga: ia itu abadi
- Masa yang penuh gairah
- SURAT - SURAT CINTA By; Isbedy Stiawan ZS
- Nenek tua tersandung ke dalam kematian
- Bagai kabut mengambang
- Kabut-kabut hari menimpa senja.
- aku mau hidup seribu tahun lagi!
- aku ini binatang jalang
- Bumi retak-retak berdebu
- Hidup hanya punya dua tiga hari bercinta
- Kami dipisah oleh impian lembut-bercampur-manis
- Pangkat, ganjaran, keharuman nama
- Puisi Duri-duri terkutuk! Semak-semak keparat!
- Mencuci mayat bersimbah darah
- Tak seberapa – tapi segala
- Bila aku nanti jadi petani,
- Pembuktian pada musuh dimedan perang
- Permohonan sebuah boneka
- Saya tidak lebih baik atau lebih jahat dari orang lain
--
agus_ngawi 085733246907
Advertisement
Advertisement