Puisi Sang Nabi
Jiwa rengsa karena dahaga rahmat
Kembara daku digurun tandus
Disamping jalan tiba-tiba terlihat
Muncul bidadari bersayap enam;
Mataku di sentuh jarinya mengelus
Terkejut laksana mata rajawali
Terbuka nyelang dititis ilham
Tatkala telingaku diraba jari tilus halus
Kudengar segala getaran di cakrawala
Para bidadari melintas di langit tinggi
Hingga serangga nan bergerak dasar samudra
Serta anggur yang lilit membelit kayu
Dan tatkala ia menjamah mulutku
Direnggutkannya lidahku yang penuh dosa
Dari segala tipu dan pongahnya;
Maka antara biirku yang telah lena
Dipasang suatu ganti yang mulia.
Serta darah yang ergelimanng antarra jarinya
Demi pedangnya meruntas membelah dadaku
Hatiku yang gemeter direnggut pula
Dan diruang dadaku yang terngaga
Ditaruh bara hidup menyala
Sepantun’rang mati terlentanglah daku
Di padang pasir’ hingga Tuhan datang berseru:
Bangkitlah, nabi, dengarkan firmanku
Arungi daratan dan lautan mara
Dan cetuskan api katamu dihati manusia!
By: ALEKANDER SERGEJEWITSJ PUSJKIN
Advertisement
Advertisement