" GADIS HUJAN "
Gadis berbalut jilbab yang anggun
Matanya seakan menarik sejuta pesona
Senyumnya seakan dekat dengan malaikat
Suaranya seperti bidadari yang mengagungkan syair cinta Rosululloh
Gadis itu duduk sendiri melihat hujan malam itu
Diam tanpa menghiraukan lingkungannya
Aku terpaku diantara anak muda yang menunggu hujan reda
Melihat Gadis itu mencari arti yang dimaksud
Aku tak tahan melihat dia
Mengartikan apa yang terbesit dihatinya
Aku hanya bisa membatin ”lihatlah aku yang merindukanmu”
Namun angin pun tak sanggup menembus rinduku untuknya
Andai dia tahu hujan adalah perwakilan air mataku
Mungkin dia akan kasihan atau malah sebaliknya
Andai dia membenciku aku tak akan membencinya
Aku akan berdoa untuknya meskipun aku hamba yang perlu didoakan
Semakin lama aku melihat gadis anggun itu
Perasaan halus ini tak mampu menahan rintihan kesedihan
Aku pun pergi meninggalkan tempat itu tanpa sedikitpun memandangnya
Walau dihatiku merasa ”dia membenciku”
Aku berlari melawan hujan mengejar arah tak pasti
Dua kalimat aku adu ke langit yang meneteskan hujan
Ya Robb jikalau ini karunia dekatkanlah aku dengan dia
Ya Robb jikalau ini cobaan, maka berilah kesabaran dan keihlasan tanpa batas
Aku tak mau menyelaminya lebih dalam
Hatiku akan kukembalikan ke khittahnya
Cukup aku mengaguminya rasanya sudah cukup
Cukup aku melihatnya setiap hari itu sudah cukup
Aku tersadar aku tak boleh berharap lebih
Yang kuharap hanya ampunanMU, ridhoMU
Ya Alloh penguasa alam semesta
Berikan aku kesadaran yang terlampau buta akan cinta dunia dan nafsu.
Gerimis adalah hujan yang masih gadis, langkahnya lembut dan manis, belum paham sakitnya jadi puisi.
Aku hanya mengerti syair-syair cinta-Nya.
Aku sudah terpaku pada syair-Nya.
Maaf, sampai saat ini. Hanya syair-Nya yang bisa mengubahku.
Karya namamu di bawah:
@Nur Hafidin
@Irvan ganteng
@LilianaAliya
Gadis berbalut jilbab yang anggun
Matanya seakan menarik sejuta pesona
Senyumnya seakan dekat dengan malaikat
Suaranya seperti bidadari yang mengagungkan syair cinta Rosululloh
Gadis itu duduk sendiri melihat hujan malam itu
Diam tanpa menghiraukan lingkungannya
Aku terpaku diantara anak muda yang menunggu hujan reda
Melihat Gadis itu mencari arti yang dimaksud
Aku tak tahan melihat dia
Mengartikan apa yang terbesit dihatinya
Aku hanya bisa membatin ”lihatlah aku yang merindukanmu”
Namun angin pun tak sanggup menembus rinduku untuknya
Andai dia tahu hujan adalah perwakilan air mataku
Mungkin dia akan kasihan atau malah sebaliknya
Andai dia membenciku aku tak akan membencinya
Aku akan berdoa untuknya meskipun aku hamba yang perlu didoakan
Semakin lama aku melihat gadis anggun itu
Perasaan halus ini tak mampu menahan rintihan kesedihan
Aku pun pergi meninggalkan tempat itu tanpa sedikitpun memandangnya
Walau dihatiku merasa ”dia membenciku”
Aku berlari melawan hujan mengejar arah tak pasti
Dua kalimat aku adu ke langit yang meneteskan hujan
Ya Robb jikalau ini karunia dekatkanlah aku dengan dia
Ya Robb jikalau ini cobaan, maka berilah kesabaran dan keihlasan tanpa batas
Aku tak mau menyelaminya lebih dalam
Hatiku akan kukembalikan ke khittahnya
Cukup aku mengaguminya rasanya sudah cukup
Cukup aku melihatnya setiap hari itu sudah cukup
Aku tersadar aku tak boleh berharap lebih
Yang kuharap hanya ampunanMU, ridhoMU
Ya Alloh penguasa alam semesta
Berikan aku kesadaran yang terlampau buta akan cinta dunia dan nafsu.
Gerimis adalah hujan yang masih gadis, langkahnya lembut dan manis, belum paham sakitnya jadi puisi.
Aku hanya mengerti syair-syair cinta-Nya.
Aku sudah terpaku pada syair-Nya.
Maaf, sampai saat ini. Hanya syair-Nya yang bisa mengubahku.
Karya namamu di bawah:
@Nur Hafidin
@Irvan ganteng
@LilianaAliya
Advertisement
Advertisement