1-Tak pantas aku bahas cinta para pribumi.
Sebab aku peranakan langit dan bumi.
Kemudian lahir di tanah pertiwi.
2- aku menatap senja penuh rindu, di cahayanya yg keemasan aku menaruh harapan, semoga doa-doaku selalu menjagamu di kejauhan.
3- aku ingin mendengar senja menyapa, memeluk & menciummu, sama seperti dulu ketika aku menitipkan puisi pd semesta atas namamu.
4- simpulan dari sabang sampai marauke adalah dikubur ditanahnya, dimandikan airnya, dan ditaburi kembang anggreknya, berjuang!
5- Menjadikan diri sendiri tabah, adalah cara paling bijak untuk mengalah.
6- Sajak ini doa, tangan yang menampung luka, yang menjagamu, agar kau tak pernah merasa sendirian, dan ditinggalkan .
7- Kemarau ini harus diakhiri
Agar daun mengerti betapa musim tak hanya terik matahari
Agar alam tercatat pernah merawat anaknya.
8- Yang merdeka hanya negara.
Yang terbebas hanya penguasa.
Yang menderita tetap para jelata.(Rakyat)
9- Merdekalah negeriku
merdekalah diriku sendiri
dari belenggu rindu
dari harapan yang palsu.
10- Merdeka adalah saat rumah-rumah adalah tempat ibadah, di mana kasih dan sayang seperti sebuah buku yang dibaca berulang kali.
11- Bagiku, merdeka adalah saat aku terbebas dari belenggu cinta yang bertepuk sebelah tangan.
12- Kepada negeri, aku menitipkan mimpi sekeramat sunyi
Membaca berlembar-lembar kertas suci
Menanam langkah di dahi.
13- Merdeka adalah dimana sajak-sajak yang tercipta bukan lagi tentang rindu, duka atau cinta dan air mata.
14- Merdeka atau mati"
Kata kiasan untuk saat ini,
Terlalu banyak kematian di negeriku,
Tanpa ada keadilan yang hakiki.
15- Ibu
Dimana enggan mu
Saat keindahanmu tercemar
Saat pesona memudar
Semua orang terdiam
Menunjuk tangan
Untuk menyalahkan.
16- Dalam desir pasir pantai
Kau sanjungkan dirimu
Bersahaja
Menghangatkan benak
Dalam senyuman manis
Diantara duka pertiwi.
17- Aku bersajak
Dalam rindu yang membara
Tahukah engkau?
tak setetes darah pun
Ku persembahkan untukmu
Langit untukmu berkibar.
18- Untuk apa kau selimutkan baju rombeng digigil tubuh rakyatmu
Sedang gaun indah kau pintal menutup borok ambisimu .
19- Warna memang membuat kita berbeda, namun oleh karenanya kita terlihat istimewa.
20- Negara kami adidaya
Jet tempur sering mengudara
Tapi negara kami terpedaya
Oleh penjajahan budaya.
22- Ideologi bukan sebatas slogan, ia jati diri bangsa, politik bukan sebatas tumpangan tapi jalan kesejahteraan rakyat biasa.
23- Untuk apa gelar mu
Untuk duduk dalam kerja pun kau bayar
Untuk apa gelar mu
Jika ilmu tak kau pergunakan membuka dunia
24- entah brapa rupa jenis tangis terdengar srentak,lengkingannya menyayat,mengiris nurani,membuncah amarah di dada,oh pertiwiku.
25- Kita ini manusia, jagan berfikir dan berlaku bak binatang, memangsa kaum lemah berbagi dengan kaum digdaya, berprikemanusiaanlah.
Catatan untuk negeri
Oleh: Subchan
Butut
Botak benar
Bentuk bingkai
Biang balada bendera
Bahasa baca bicaralah
Buang bual babi-buta
Bocah bingung bapak bengong
Bungkam bibir binar bianglala
Bagian badan besar bego
Begini begitu biarkan baper
Belum bangun bagan bulok bolo
Bila bengek bimbang berkutat bakwan
Bujang bajol bujangga bedebah benar
Bak burung bentur bintang bengkak
Bawa balon boom bardir biadab.
29 Okt 2017
Pendosa
Oleh: Subchan
Mimpi
Mimpi basah
Hujan masuk diam
Dari celah atapku yg bocor
Mandinya besar
Hujannya
Lebat
Petir gelegar
Pakikan balita histeris
Ranjang kuyup kasur ngambang
Hewan berenang tertawa
Orang tua resah
Orang gila
Basah
Hujan malam
Ketakutan datang
Memeluk tubuh dan mata
Basah ini benar
Basahilah
Aku
Biar hujan
Hanyut kisah
Kertas hitam bernoda
Hapuslah sendiri
Hujan mata
Tinggal
Aku.
29 Okt 2017
#Puisi_tangganada
Judul : SUMPAH PEMUDA
Karya : Masayu Sechmaida
Sumpah
Oktober membahana
Untaian permata nusantara
Dari Sabang hingga Papua
Ragam adat budaya negeri tercinta
Terukir sejarah Oktober silam terhimpun pemuda
Berjanji satu pelukan,berbangsa,berbahasa,bertanah air
Indonesia
Bandar Lampung
28 Oktober 2017
Sebab aku peranakan langit dan bumi.
Kemudian lahir di tanah pertiwi.
2- aku menatap senja penuh rindu, di cahayanya yg keemasan aku menaruh harapan, semoga doa-doaku selalu menjagamu di kejauhan.
3- aku ingin mendengar senja menyapa, memeluk & menciummu, sama seperti dulu ketika aku menitipkan puisi pd semesta atas namamu.
4- simpulan dari sabang sampai marauke adalah dikubur ditanahnya, dimandikan airnya, dan ditaburi kembang anggreknya, berjuang!
5- Menjadikan diri sendiri tabah, adalah cara paling bijak untuk mengalah.
6- Sajak ini doa, tangan yang menampung luka, yang menjagamu, agar kau tak pernah merasa sendirian, dan ditinggalkan .
7- Kemarau ini harus diakhiri
Agar daun mengerti betapa musim tak hanya terik matahari
Agar alam tercatat pernah merawat anaknya.
8- Yang merdeka hanya negara.
Yang terbebas hanya penguasa.
Yang menderita tetap para jelata.(Rakyat)
9- Merdekalah negeriku
merdekalah diriku sendiri
dari belenggu rindu
dari harapan yang palsu.
10- Merdeka adalah saat rumah-rumah adalah tempat ibadah, di mana kasih dan sayang seperti sebuah buku yang dibaca berulang kali.
11- Bagiku, merdeka adalah saat aku terbebas dari belenggu cinta yang bertepuk sebelah tangan.
12- Kepada negeri, aku menitipkan mimpi sekeramat sunyi
Membaca berlembar-lembar kertas suci
Menanam langkah di dahi.
13- Merdeka adalah dimana sajak-sajak yang tercipta bukan lagi tentang rindu, duka atau cinta dan air mata.
14- Merdeka atau mati"
Kata kiasan untuk saat ini,
Terlalu banyak kematian di negeriku,
Tanpa ada keadilan yang hakiki.
15- Ibu
Dimana enggan mu
Saat keindahanmu tercemar
Saat pesona memudar
Semua orang terdiam
Menunjuk tangan
Untuk menyalahkan.
16- Dalam desir pasir pantai
Kau sanjungkan dirimu
Bersahaja
Menghangatkan benak
Dalam senyuman manis
Diantara duka pertiwi.
17- Aku bersajak
Dalam rindu yang membara
Tahukah engkau?
tak setetes darah pun
Ku persembahkan untukmu
Langit untukmu berkibar.
18- Untuk apa kau selimutkan baju rombeng digigil tubuh rakyatmu
Sedang gaun indah kau pintal menutup borok ambisimu .
19- Warna memang membuat kita berbeda, namun oleh karenanya kita terlihat istimewa.
20- Negara kami adidaya
Jet tempur sering mengudara
Tapi negara kami terpedaya
Oleh penjajahan budaya.
22- Ideologi bukan sebatas slogan, ia jati diri bangsa, politik bukan sebatas tumpangan tapi jalan kesejahteraan rakyat biasa.
23- Untuk apa gelar mu
Untuk duduk dalam kerja pun kau bayar
Untuk apa gelar mu
Jika ilmu tak kau pergunakan membuka dunia
24- entah brapa rupa jenis tangis terdengar srentak,lengkingannya menyayat,mengiris nurani,membuncah amarah di dada,oh pertiwiku.
25- Kita ini manusia, jagan berfikir dan berlaku bak binatang, memangsa kaum lemah berbagi dengan kaum digdaya, berprikemanusiaanlah.
Catatan untuk negeri
Oleh: Subchan
Butut
Botak benar
Bentuk bingkai
Biang balada bendera
Bahasa baca bicaralah
Buang bual babi-buta
Bocah bingung bapak bengong
Bungkam bibir binar bianglala
Bagian badan besar bego
Begini begitu biarkan baper
Belum bangun bagan bulok bolo
Bila bengek bimbang berkutat bakwan
Bujang bajol bujangga bedebah benar
Bak burung bentur bintang bengkak
Bawa balon boom bardir biadab.
29 Okt 2017
Pendosa
Oleh: Subchan
Mimpi
Mimpi basah
Hujan masuk diam
Dari celah atapku yg bocor
Mandinya besar
Hujannya
Lebat
Petir gelegar
Pakikan balita histeris
Ranjang kuyup kasur ngambang
Hewan berenang tertawa
Orang tua resah
Orang gila
Basah
Hujan malam
Ketakutan datang
Memeluk tubuh dan mata
Basah ini benar
Basahilah
Aku
Biar hujan
Hanyut kisah
Kertas hitam bernoda
Hapuslah sendiri
Hujan mata
Tinggal
Aku.
29 Okt 2017
#Puisi_tangganada
Judul : SUMPAH PEMUDA
Karya : Masayu Sechmaida
Sumpah
Oktober membahana
Untaian permata nusantara
Dari Sabang hingga Papua
Ragam adat budaya negeri tercinta
Terukir sejarah Oktober silam terhimpun pemuda
Berjanji satu pelukan,berbangsa,berbahasa,bertanah air
Indonesia
Bandar Lampung
28 Oktober 2017
Advertisement
Advertisement