Puisi ini saya tulis untuknya yang sedang duduk di sudut kamar sambil melamun membayangkan sesuatu atau terkenang sesuatu . Mungkin kamar itu jadi saksi bisu , tokek itu juga , bahkan buku dan pena itu juga .Handphone itu juga , walau nomornya sudah di ganti tapi sejarahnya selalu ada di hati . hehehehe.....
Maafkan aku , yang mengisi malam-malamu dengan kerinduan .
Tahukah kau...
Dalam munajatku ada namamu yang tiada henti aku bicarakan
Selalu ingin aku sampaikan padamu bahwa aku mencintaimu
Dengan kata terbata dan sekujur tangaku melayu
Inilah saksi nyata
Tentang artimu bagi jiwaku
Rindu ini memisahkan kita pada jarak yang tak terhitung
Samar-samar di sela lamunan
Hadirmu tanpak nyata tapi itu sia-sia
Bila saja hadirmu nyata
Mungkin saja rindu ini sirna .
Perhatian : saat aku nulis puisi ini , terbayang seseorang yang merasakan sepi di tengah keramaian , yang meneteskan air mata di tengah canda tawa banyak orang . orang yang bingung tidak tahu arah mau kemana dia berjalan . mudah-mudahan segera sembuh .
Maafkan aku , yang mengisi malam-malamu dengan kerinduan .
Tahukah kau...
Dalam munajatku ada namamu yang tiada henti aku bicarakan
Selalu ingin aku sampaikan padamu bahwa aku mencintaimu
Dengan kata terbata dan sekujur tangaku melayu
Inilah saksi nyata
Tentang artimu bagi jiwaku
Rindu ini memisahkan kita pada jarak yang tak terhitung
Samar-samar di sela lamunan
Hadirmu tanpak nyata tapi itu sia-sia
Bila saja hadirmu nyata
Mungkin saja rindu ini sirna .
Perhatian : saat aku nulis puisi ini , terbayang seseorang yang merasakan sepi di tengah keramaian , yang meneteskan air mata di tengah canda tawa banyak orang . orang yang bingung tidak tahu arah mau kemana dia berjalan . mudah-mudahan segera sembuh .
Advertisement
Advertisement