
Puisi Hari Banjir Nasional
Hujan turun sudah pada tahu...
Yang turun itu air juga pada tahu
Perlu di perdebatkankah tentang hujan...
Airnya itu di katakan jatuh apa turun...
Gara-gara jatuh atau turun saja...
Sampai harus mengorbankan segala-galanya
Ada yang sampai mendirikan partai dengan biaya berjuta juta
Ada yang meprovokasi di mana-mana
Demi memenangkan perbedaan
Apakah air hujan itu turun apa jatuh.
Negeri subur yang gema ripah
Jadi susah penuh keluh kesah
Gara-gara pejabatnya cuma perang istilah
Demi kepentingan pribadi biar di kata gagah....
Berebut jabatan berebut pengakuan...
Aku lihat mantan pemimpin narsisnya tak ketulungan...
Nongkrong di sosial media share poto jalan-jalan
Wajar saja , kalau sampai kebanjiran
Karena saat mimpin cuma sekedar ingin jadi pemenang...
Bagaimana mau mikir selokan...
Jika semuanya pada pinter-pinteran ...
Saling merintah merasa sok jagoan...
Biar di kata tak punya jabatan asal punya kekuasaan
Entah kemanusiaan atau kesetanan...
70 Tahun merdeka...
Terasa baru kemarin saja...
Gara-gara, pemimpinya gila jabatan
Gila kekayaan
Pantas saja banjir selalu datang
Rutin setiap musim hujan...
Waktu terang pemimpin jalan-jalan
Waktu banjir pemimpin banyak tempat cadangan...
Rakyat lagi yang jadi korban...
Yah sudahlah begini adanya...
Jalani saja...
Sampai keajaiban itu tiba...
Yang turun itu air juga pada tahu
Perlu di perdebatkankah tentang hujan...
Airnya itu di katakan jatuh apa turun...
Gara-gara jatuh atau turun saja...
Advertisement
Ada yang sampai mendirikan partai dengan biaya berjuta juta
Ada yang meprovokasi di mana-mana
Demi memenangkan perbedaan
Apakah air hujan itu turun apa jatuh.
Negeri subur yang gema ripah
Jadi susah penuh keluh kesah
Gara-gara pejabatnya cuma perang istilah
Demi kepentingan pribadi biar di kata gagah....
Berebut jabatan berebut pengakuan...
Aku lihat mantan pemimpin narsisnya tak ketulungan...
Nongkrong di sosial media share poto jalan-jalan
Wajar saja , kalau sampai kebanjiran
Karena saat mimpin cuma sekedar ingin jadi pemenang...
Bagaimana mau mikir selokan...
Jika semuanya pada pinter-pinteran ...
Saling merintah merasa sok jagoan...
Biar di kata tak punya jabatan asal punya kekuasaan
Entah kemanusiaan atau kesetanan...
70 Tahun merdeka...
Terasa baru kemarin saja...
Gara-gara, pemimpinya gila jabatan
Gila kekayaan
Pantas saja banjir selalu datang
Rutin setiap musim hujan...
Waktu terang pemimpin jalan-jalan
Waktu banjir pemimpin banyak tempat cadangan...
Rakyat lagi yang jadi korban...
Yah sudahlah begini adanya...
Jalani saja...
Sampai keajaiban itu tiba...
Related Posts :
Puisi Renungan Alam : Bumi Ini Berpuluh puluh tahun yang lalu Hamparan rumput terbentang luas Pohon asri nan lebat Bunga - bunga bermekaran dengan indahnya Aku masih bis… Read More...
Puisi Religi Meraung Takut GelapBiasanya bila melihat petir saling menyambar-nayambar ditemani guntur mengelegar pasti kita akan takut, ada yang menutup kuping, ada yang is… Read More...
Puisi Tujuh WarnaDeras hujan perlahan mereda Hanya tersisa rintikan kecil Lalu sembunyi di dedaunan Biru mulai menghiasi langit Tersenyum dan berseri Namun m… Read More...
Puisi Alam Indahnya RerumputanMenikmati keindahan tanpa asap kota, tanpa desingan suara kendaraan terasa lebih nikmat dan ayem. Di hiasi oleh rerumputan yang diterpa angi… Read More...
Puisi Alam Rintihan Hujan Dimalam ItuMendegarkan lagu yang terbuat dari alam terasa lebih merdu, contohnya hujan turun dimalam hari saat kita mau tidur pasti tidurnya akan nyeny… Read More...