Puisi religi ini sengaja saya rilis untuk mengajar sesuatu yang mungkin kita sering dengar. Kehidupan yang begitu mengerikan. Teori itu hanya beberapa persen saja dalam kehidupan ini. Dalam sebuah ucapan mario tekuh begitu entengnya mengucapkan dan meletupkan sebuah kata-kata untuk kita baca. Tapi itu semua hanya sebuah ucapan bukan tindakan. Sebuah tindakan itu sangat berarti untuk kita pahami. Yuk kita simak dalam puisi ini:
Perihnya Kehidupan
Tak bisa bergurau melawan jiwa
menelisik di pinggir kubur hati
Ruang raga ternyata
Belum mati
Lampu pijaran merah
Menampakkan seramnya
menunggu saat ditetapkan
Hari kita tak tau
berdenyut lembut membungkam sunyi
berguman jiwa didalam raga
berlahan pecahkan bisu
Tak juga mati
hidup tak merasa hidup
mati tak merasa mati
By: Dalang Wanataka
Perihnya Kehidupan
Tak bisa bergurau melawan jiwa
menelisik di pinggir kubur hati
Ruang raga ternyata
Belum mati
Lampu pijaran merah
Menampakkan seramnya
menunggu saat ditetapkan
Hari kita tak tau
berdenyut lembut membungkam sunyi
berguman jiwa didalam raga
berlahan pecahkan bisu
Tak juga mati
hidup tak merasa hidup
mati tak merasa mati
By: Dalang Wanataka
Advertisement
Advertisement