Puisi tentang batuk, batuk tak selamanya menyiksa, adakalanya pembawa
berkah, seperti puisi dibawah ini. Penasaran? Selamat Membaca.
Duduk sendiri baca koran
Di kafe seberang saat hujan
Tiada pacar tiada teman
Hanya lalu lalang pelayan
Dan suara bising batuk gegatelan
Sampai koranku beterbangan
Batuk tak bosan bercengkrama Serak suara tak bernada
Tak disangka tak diduga
Datang secangkir jahe
Dengan asap mengepul darinya
Astaga...
Minum ini untuk siapa...
Belum sempat ku bertanya
"Jahe hangat buat anda"
Sedikit tak percaya
Sempat bengong menengadah
"Ayo diminum"
Manis...
Bukan gulanya
Tapi ucapnya
Hangat...
Bukan jahenya
Tapi mesrahnya
Singkat kata singkat puisinya
Aku jatuh cinta
Diapun membalasnya
Kan datang kerumah
Dengan peningset dan cincinnya
Berkat batuk pembawa anugerah
Oleh: Rochmatul Hidayah
berkah, seperti puisi dibawah ini. Penasaran? Selamat Membaca.
Duduk sendiri baca koran
Di kafe seberang saat hujan
Tiada pacar tiada teman
Hanya lalu lalang pelayan
Dan suara bising batuk gegatelan
Sampai koranku beterbangan
Batuk tak bosan bercengkrama Serak suara tak bernada
Tak disangka tak diduga
Datang secangkir jahe
Dengan asap mengepul darinya
Astaga...
Minum ini untuk siapa...
Belum sempat ku bertanya
"Jahe hangat buat anda"
Sedikit tak percaya
Sempat bengong menengadah
"Ayo diminum"
Manis...
Bukan gulanya
Tapi ucapnya
Hangat...
Bukan jahenya
Tapi mesrahnya
Singkat kata singkat puisinya
Aku jatuh cinta
Diapun membalasnya
Kan datang kerumah
Dengan peningset dan cincinnya
Berkat batuk pembawa anugerah
Oleh: Rochmatul Hidayah
Advertisement
Advertisement