Puisi fabel, dongeng anak terbaru, mengandung pesan moral. Cocok
dibacakan sebagai pengantar tidur si kecil, sekaligus mengenalkan
padanya karya seni berupa puisi. Selamat berdongeng dengan puisi.
Pagi menjelang terang
Sinar matahari menyeruak benderang
Embun masih membasahi dahan
Sejuk alam hayati menyegarkan
Si Kancil baru saja keluar dari peraduan
Menguap dan mengusap mata yang ngantuk bukan kepalang
Tiba-tiba datang si tupai yang nakal
Menyapa sambil menengadakan tangan"
Hai kancil yang malang"
"Kemana lagi kau kan mencuri timun untuk makan"
"Lahan pak tani sudah gersang"
"Tak kan kau dapatkan timun kecuali kenegeri seberang"
Kancil marah bukan main
Merasa ditantang oleh tupai yang jail
Tanpa pikir panjang kancilpun terpancing
"Aku akan panen timun ke negeri Mesir"
Tujuh hari tujuh malam kancil berjalan
Melewati darat dan lautan
Tak peduli panas maupun hujan
Lapar dan haus ia tahan
Sampailah kancil dinegeri tujuan
Negeri Mesir yang penuh dengan pasir
Tak terlihat pak tani apalagi timunnya
Hanya ada unta dan pohon kurma
Mana ada timun di padang sahara
Kancil tersadar atas egony
Tak seharusnya ia menanggapi tupai yang berulah
Hanya penyesalan yang ia rasa
Lapar tak tertahanka
Tak ada timun kurmapun jadi
Haus semakin mendahaga
Tak ada sumur oasepun jadi
Hikmah;
1. Jangan mudah terprofokasi dan terbawa emosi negatif.
2. Bersyukur, menjaga dan mengembangkan apa yang ada adalah lebih baik
dari pada tamak pada sesuatu yang belum tentu ada.
Oleh: Rochmatul Hidayah
dibacakan sebagai pengantar tidur si kecil, sekaligus mengenalkan
padanya karya seni berupa puisi. Selamat berdongeng dengan puisi.
Pagi menjelang terang
Sinar matahari menyeruak benderang
Embun masih membasahi dahan
Sejuk alam hayati menyegarkan
Si Kancil baru saja keluar dari peraduan
Menguap dan mengusap mata yang ngantuk bukan kepalang
Tiba-tiba datang si tupai yang nakal
Menyapa sambil menengadakan tangan"
Hai kancil yang malang"
"Kemana lagi kau kan mencuri timun untuk makan"
"Lahan pak tani sudah gersang"
"Tak kan kau dapatkan timun kecuali kenegeri seberang"
Kancil marah bukan main
Merasa ditantang oleh tupai yang jail
Tanpa pikir panjang kancilpun terpancing
"Aku akan panen timun ke negeri Mesir"
Tujuh hari tujuh malam kancil berjalan
Melewati darat dan lautan
Tak peduli panas maupun hujan
Lapar dan haus ia tahan
Sampailah kancil dinegeri tujuan
Negeri Mesir yang penuh dengan pasir
Tak terlihat pak tani apalagi timunnya
Hanya ada unta dan pohon kurma
Mana ada timun di padang sahara
Kancil tersadar atas egony
Tak seharusnya ia menanggapi tupai yang berulah
Hanya penyesalan yang ia rasa
Lapar tak tertahanka
Tak ada timun kurmapun jadi
Haus semakin mendahaga
Tak ada sumur oasepun jadi
Hikmah;
1. Jangan mudah terprofokasi dan terbawa emosi negatif.
2. Bersyukur, menjaga dan mengembangkan apa yang ada adalah lebih baik
dari pada tamak pada sesuatu yang belum tentu ada.
Oleh: Rochmatul Hidayah
Advertisement
Advertisement