Lanjutan puisi fabel I Puisina, untuk menemani tidur sang buah hati
tercinta. Selamat membaca. Semoga anda terinspirasi.
Keesokan harinya
Masih di tempat yang sama
Di ujung pohon randu mereka bersua
Semut masih membanggakan kecantikannya
Kepik masih pamer bajunya yang apik
Dan kumbang masih bangga dengan gayanya yang menantang
Mereka semua membanggakan dirinya
Dan bersepakat akan suatu hal
"Teman-teman, yang pasti kita satu suara"
"
Serangga mana yang paling buruk rupa!"
Semua tertawa sinis
Melirik Ulat randu berkumis
Yang meratapi diri dan menangis
Tubuhnya kelabu
Kotor penuh bulu
Tak luwes
Tak anggun
Tak indah
Tiada berguna
Ulat randu terpojok sendirian
Dirajutnya selimut
tuk kehangatan
Membalut diri dan bersembunyi
Dari hiruk pikuk yang mengelilingi
Ia pun terlelap dan bermimpi
Sesosok bidadari mendatangi
Seraya menasehati
"Sabarlah"
"Pada saatnya kau kan temui kebahagiaan dan keindahan
"
Bersambung...
Oleh: Rochmatul Hidayah
tercinta. Selamat membaca. Semoga anda terinspirasi.
Keesokan harinya
Masih di tempat yang sama
Di ujung pohon randu mereka bersua
Semut masih membanggakan kecantikannya
Kepik masih pamer bajunya yang apik
Dan kumbang masih bangga dengan gayanya yang menantang
Mereka semua membanggakan dirinya
Dan bersepakat akan suatu hal
"Teman-teman, yang pasti kita satu suara"
"
Serangga mana yang paling buruk rupa!"
Semua tertawa sinis
Melirik Ulat randu berkumis
Yang meratapi diri dan menangis
Tubuhnya kelabu
Kotor penuh bulu
Tak luwes
Tak anggun
Tak indah
Tiada berguna
Ulat randu terpojok sendirian
Dirajutnya selimut
tuk kehangatan
Membalut diri dan bersembunyi
Dari hiruk pikuk yang mengelilingi
Ia pun terlelap dan bermimpi
Sesosok bidadari mendatangi
Seraya menasehati
"Sabarlah"
"Pada saatnya kau kan temui kebahagiaan dan keindahan
"
Bersambung...
Oleh: Rochmatul Hidayah
Advertisement
Advertisement