Puisi dongeng yang menarik, penuh makna dan pelajaran. Cocok dibacakan
untuk buah hati tercinta menjelang tidurnya. Sekaligus mengenalkan
padanya karya seni berupa puisi. Selamat membaca.
Hembusan angin menerbangkan pasir
Desiran ombak menghantam tiada henti
Memporak poranda siapapun yang melintasi
Jangan kau simpulkan
Bahwa samudra itu kejam
Karna disana terdapat kehidupan
Yang damai dan indah mengalahkan daratan
Di dasar lautan yang dalam
Seekor anak kerang
Mengadu kesakitan
Pada bundanya tersayang
Sebutir pasir nan tajam
Memasuki tubuhnya yang lunak dan merah
Menyertakan kesakitan tiada redah
Kerang kecilpun terus menangis resah
Tiada yang bisa dilakukan
Tuhan tak karuniai mereka tangan
Tuk obati sakit yang menghujam
Sang bunda hanya bisa berpetuah
"Kini jangan terlalu lincah
"Kerahkan semangatmu melawan nyeri dan ngilu
"Balutlah pasir itu dengan getah perutmu
Kerang kecil yang malang
Hanya bisa terdiam
Sesekali menangis kencang
Karena rasa sakit bukan kepalang
Tak terasa tahun berganti tahun
Pasir yang mengganjal perutnya
Semakin halus dan besar
Menjadi mutiara nan mempesona Dengan kilaunya yang indah
Itulah buah kesabaran dan ketabahan
Kini kerang kecil mejadi kerang istimewa
Pemilik mutiara indah mempesona
Lebih berharga dibanding ribuan kerang lautan
Yang disantap manusia sebagai kerang rebus pinggir jalan
Oleh: Rochmatul Hidayah
untuk buah hati tercinta menjelang tidurnya. Sekaligus mengenalkan
padanya karya seni berupa puisi. Selamat membaca.
Hembusan angin menerbangkan pasir
Desiran ombak menghantam tiada henti
Memporak poranda siapapun yang melintasi
Jangan kau simpulkan
Bahwa samudra itu kejam
Karna disana terdapat kehidupan
Yang damai dan indah mengalahkan daratan
Di dasar lautan yang dalam
Seekor anak kerang
Mengadu kesakitan
Pada bundanya tersayang
Sebutir pasir nan tajam
Memasuki tubuhnya yang lunak dan merah
Menyertakan kesakitan tiada redah
Kerang kecilpun terus menangis resah
Tiada yang bisa dilakukan
Tuhan tak karuniai mereka tangan
Tuk obati sakit yang menghujam
Sang bunda hanya bisa berpetuah
"Kini jangan terlalu lincah
"Kerahkan semangatmu melawan nyeri dan ngilu
"Balutlah pasir itu dengan getah perutmu
Kerang kecil yang malang
Hanya bisa terdiam
Sesekali menangis kencang
Karena rasa sakit bukan kepalang
Tak terasa tahun berganti tahun
Pasir yang mengganjal perutnya
Semakin halus dan besar
Menjadi mutiara nan mempesona Dengan kilaunya yang indah
Itulah buah kesabaran dan ketabahan
Kini kerang kecil mejadi kerang istimewa
Pemilik mutiara indah mempesona
Lebih berharga dibanding ribuan kerang lautan
Yang disantap manusia sebagai kerang rebus pinggir jalan
Oleh: Rochmatul Hidayah
Advertisement
Advertisement