Puisi fabel anak-anak, menceritakan tentang si Kancil yang mencuri
mentimun di Negeri Mesir, untuk menjawab tantangan salah satu member
puisina bernama Fatimatuz Zahra. Selamat membaca.
Timun Negeri Mesir
Pagi menjelang terang
Sinar matahari menyeruak benderang
Embun masih membasahi dahan
Sejuk alam hayati menyegarkan
Si Kancil baru saja keluar dari peraduan
Menguap dan mengusap mata yang ngantuk bukan kepalang
Tiba-tiba datang si tupai yang nakal
Menyapa sambil menengadakan tangan
Hai kancil yang malang
Kemana lagi kau kan mencuri timun untuk makan
Lahan pak tani sudah gersang
Tak kan kau dapatkan timun kecuali kenegeri seberang
Kancil marah bukan main
Merasa ditantang oleh tupai yang jail
Tanpa pikir panjang kancilpun terpancing
Aku akan panen timun ke negeri Mesir
Tujuh hari tujuh malam kancil berjalan
Melewati darat dan lautan
Tak peduli panas maupun hujan
Lapar dan haus ia tahan
Sampailah kancil dinegeri tujuan
Negeri Mesir yang penuh dengan pasir
Tak terlihat pak tani apalagi timunnya
Hanya ada unta dan pohon kurma
Mana ada timun di padang sahara yang kering
Kancil tersadar atas egonya
Tak seharusnya ia menanggapi tupai yang gila
Hanya penyesalan yang ia rasa
Lapar tak tertahankan
Tak ada timun kurmapun jadi
Haus semakin mendahaga
Tak ada sumur oasepun jadi
Hikmah=
1. Jangan mudah terprofokasi dan terbawa emosi negatif
2. Bersyukur, menjaga dan mengembangkan apa yang ada adalah lebih baik
dari pada tamak pada sesuatu yang belum tentu ada.
Oleh: Rochmatul Hidayah
mentimun di Negeri Mesir, untuk menjawab tantangan salah satu member
puisina bernama Fatimatuz Zahra. Selamat membaca.
Timun Negeri Mesir
Pagi menjelang terang
Sinar matahari menyeruak benderang
Embun masih membasahi dahan
Sejuk alam hayati menyegarkan
Si Kancil baru saja keluar dari peraduan
Menguap dan mengusap mata yang ngantuk bukan kepalang
Tiba-tiba datang si tupai yang nakal
Menyapa sambil menengadakan tangan
Hai kancil yang malang
Kemana lagi kau kan mencuri timun untuk makan
Lahan pak tani sudah gersang
Tak kan kau dapatkan timun kecuali kenegeri seberang
Kancil marah bukan main
Merasa ditantang oleh tupai yang jail
Tanpa pikir panjang kancilpun terpancing
Aku akan panen timun ke negeri Mesir
Tujuh hari tujuh malam kancil berjalan
Melewati darat dan lautan
Tak peduli panas maupun hujan
Lapar dan haus ia tahan
Sampailah kancil dinegeri tujuan
Negeri Mesir yang penuh dengan pasir
Tak terlihat pak tani apalagi timunnya
Hanya ada unta dan pohon kurma
Mana ada timun di padang sahara yang kering
Kancil tersadar atas egonya
Tak seharusnya ia menanggapi tupai yang gila
Hanya penyesalan yang ia rasa
Lapar tak tertahankan
Tak ada timun kurmapun jadi
Haus semakin mendahaga
Tak ada sumur oasepun jadi
Hikmah=
1. Jangan mudah terprofokasi dan terbawa emosi negatif
2. Bersyukur, menjaga dan mengembangkan apa yang ada adalah lebih baik
dari pada tamak pada sesuatu yang belum tentu ada.
Oleh: Rochmatul Hidayah
Advertisement
Advertisement