aku berjinjit, memalingkan tolehku kesegala arah.
rumah tua, menyimpan banyak perkara.
kulangkahkan kaki kananku.
wangi melati menyeruak menyentuh hidu ku.
"camelia..camelia..camelia.."
namanya ku panggil kali tiga.
sosok tubuh berjalan lunglai.
rambut panjang terberai..
camelia..gadis tanpa muka.
mencoretkan derita dengan tinta.
tinta darah para pembunuhnya.
camelia terduduk dalam tunduk.
meracau dalam bisik-bisik busuk.
bagai mantra mandraguna.
kau bisa tuli seketika.
ku coba membaca.
alur kalimat berantakan.
tragedi mati camelia.
buka sekadar kecelakaan.
rumah tua, menyimpan banyak perkara.
kulangkahkan kaki kananku.
wangi melati menyeruak menyentuh hidu ku.
"camelia..camelia..camelia.."
namanya ku panggil kali tiga.
sosok tubuh berjalan lunglai.
rambut panjang terberai..
camelia..gadis tanpa muka.
mencoretkan derita dengan tinta.
tinta darah para pembunuhnya.
camelia terduduk dalam tunduk.
meracau dalam bisik-bisik busuk.
bagai mantra mandraguna.
kau bisa tuli seketika.
ku coba membaca.
alur kalimat berantakan.
tragedi mati camelia.
buka sekadar kecelakaan.
Advertisement
Advertisement