Masih kategory puisi galau soal asmara , tetap duduk santai di kursi yang sama , waktu yang sama di temani segelas kopi yang sama . dari orang yang sama untuk orang yang sama , namun tulisan ini bisa di baca oleh orang yang berbeda untuk sesuatu yang beda serta waktu dan tempat yang beda . selamat membaca .
Selamat malam...
Lelaki menyapa rembulan
Dan lalu terdiam
Karena memang dia tak butuh jawaban
Aku akan tetap berjalan
Bisik sang lelaki kepada hati
Dan dia tidak ingin berlari
Karena ia masih ingin menikmati
Cahaya remang yang menemani sepi
Aku sendiri, dan jalan ini akan tetap ku lalui
Walau engaku tak mengerti , aku tak perduli
Biarkan saja sang rembulan masih terdiam
Karena cahayanya masih menemani
Sang lelaki berjalan di malam yang sunyi
Selamat malam...
Lelaki menyapa rembulan
Dan lalu terdiam
Karena memang dia tak butuh jawaban
Aku akan tetap berjalan
Bisik sang lelaki kepada hati
Dan dia tidak ingin berlari
Karena ia masih ingin menikmati
Cahaya remang yang menemani sepi
Aku sendiri, dan jalan ini akan tetap ku lalui
Walau engaku tak mengerti , aku tak perduli
Biarkan saja sang rembulan masih terdiam
Karena cahayanya masih menemani
Sang lelaki berjalan di malam yang sunyi
Advertisement
Advertisement