Puisi muhasabah, kerendahan hati, ketidak-berdayaan diri, selaku
manusia yang hanya susunan tulang yang dibalut daging.
Aku Bukan Apa-apa, Tapi Aku Ada
Biru jiwaku
Tak sebiru langit yang cerah
Segar menghambar
Putih hatiku
Tak seputih kilauan awan yang diterpa sinar mentari
Bersih tanpa noda
Bebas pemikiranku
Tak sebebas burung walet yang terbang kesana kemari
Di antara langit dan bumi
Kencang semangatku
Tak sekencang hembusan angin
Yang mendorong awan
Dan bertiup menyusup jendela kamar
Sejuk menerpa kelambu
Hijau perangaiku
Tak sehijau saputan warna daun singkong
Yang melambai sepoi
Lantang suaraku
Tak selantang kokokan ayam jago
Disiang maupun malam
Kini teranglah
Aku sangat kecil diantara hamparan dataran bumi
Tak berdaya
Tak kuasa apa-apa
Karena aku bukan apa-apa
Tetapi aku ada
Sebagai hamba yang penuh dengan khilaf dan dosa
Oleh: Rochmatul Hidayah
manusia yang hanya susunan tulang yang dibalut daging.
Aku Bukan Apa-apa, Tapi Aku Ada
Biru jiwaku
Tak sebiru langit yang cerah
Segar menghambar
Putih hatiku
Tak seputih kilauan awan yang diterpa sinar mentari
Bersih tanpa noda
Bebas pemikiranku
Tak sebebas burung walet yang terbang kesana kemari
Di antara langit dan bumi
Kencang semangatku
Tak sekencang hembusan angin
Yang mendorong awan
Dan bertiup menyusup jendela kamar
Sejuk menerpa kelambu
Hijau perangaiku
Tak sehijau saputan warna daun singkong
Yang melambai sepoi
Lantang suaraku
Tak selantang kokokan ayam jago
Disiang maupun malam
Kini teranglah
Aku sangat kecil diantara hamparan dataran bumi
Tak berdaya
Tak kuasa apa-apa
Karena aku bukan apa-apa
Tetapi aku ada
Sebagai hamba yang penuh dengan khilaf dan dosa
Oleh: Rochmatul Hidayah
Advertisement
Advertisement