Efitap Penyair Terlupakan --Gimin Artekjursi-- "Warih Wisatsana" = Selamat malam pembaca puisina.. Masih dalam kilas balik sastra, puisi berikut adalah karya Waarih Wisatsana, yang mungkin bertema nasehat atau boleh juga renungan. Silahkan pembaca simpulkan bagaimana tepatnya, namun sedikit harap dari puisi berikut ini adalah untuk sama-sama belajar mengenal para pendahulu sastra,, agar generasi suka menulis selanjutnya bisa lebih bijak nan sahaja serta semakin anggun tulisannya..
Tak terkubur, duniamu tak terkubur
Di bulan agustus yang bukan milikmu
kereta-kereta mati
mengiring hari
ke makam tua
mengantar penyair mengusap nisan
dalam isak sajak yang paling rahasia
Ada ibu muda duduk tertunduk
tanpa suara
ada bayi membiru di pangkuan
mengulum ibu jari merah ungu
Roda kereta berdetak di kelok setapak
bukan di mana
bukan kemana
tapi disini nun dilembah pujian ini
padang pun lepas terbuka
begitu luas dibaca
kubur nganga begitu senyap ditatap
tangan haus menulis, tangan pipihmu
yang tak mau henti, mengembara
kini gemetar melintasi
malam piatu
bagi semua ibu
yang tersedu
Begitu pucat
rumput tercerabut
membelah sisa dunia yang kau pijak
Namun kertas putih hampa
pena sebatangkara
tak akan percuma menagih nyawa kita
Tak terkubur penyair, namamu tak terkubur
2000
Salam satu jiwa sastra dan terima kasih kepada.. +Dwy Ghyto +muhamad rifani +muhammad robee +kasim dahod +Aagiinaa Purwdorj +Maimunah Hanafiah
Advertisement
Advertisement