Puisi ini ditulis karena terinspirasi dari sebuah judul film yang
masih akan realis bulan agustus 2014 mendatang. Memang suting
perdananya baru akan dimulai bulan depan yaitu 1 Pebruari 2014. Tapi
tak ada salahnya jika puisinya muncul duluan. Hehe... Selamat membaca.
Negeri Tanpa Telinga
Hingar bingar
Campur aduk
Hiruk pikuk
Sepak terjang
Benci dendam
Silang sengketa
Kacau balau
Ya… begitulah negeri ini
Negeri yang pekak dan tuli
Negeri yang mungkin pernah mati
Lalu hidup lagi
Dalam rupa setengah jadi
Negeri tanpa telinga
Muncul komisi pemberantasan korupsi
Namun pionirnya justru ambisi membela diri
Terpilih pemegang kursi baru DPR RI
Namun rapatnya sambil tiduran bahkan nonton blue movie
Ditetapkan banyak kebijakan guna perbaiki negeri
Tapi malah bingung bagaimana cara mengaplikasi
Disahkan banyak Undang-undang monopoli
Malah bikin rakyat miskin dan terkebiri
Kami butuh negeri yang bisa mendengar
Sehingga...
Buruh sejahtera
Petani bahagia
Guru bermartabat
Koruptor tobat
Aparat tidak keparat
Wakil rakyat merakyat
Pelajar ter
pelajar
Pemimpin bukan wayang
Inilah nasib hidup di negeri tanpa telinga
Merdeka tapi tak benar-benar merdeka
Oleh: Rochmatul Hidayah
masih akan realis bulan agustus 2014 mendatang. Memang suting
perdananya baru akan dimulai bulan depan yaitu 1 Pebruari 2014. Tapi
tak ada salahnya jika puisinya muncul duluan. Hehe... Selamat membaca.
Negeri Tanpa Telinga
Hingar bingar
Campur aduk
Hiruk pikuk
Sepak terjang
Benci dendam
Silang sengketa
Kacau balau
Ya… begitulah negeri ini
Negeri yang pekak dan tuli
Negeri yang mungkin pernah mati
Lalu hidup lagi
Dalam rupa setengah jadi
Negeri tanpa telinga
Muncul komisi pemberantasan korupsi
Namun pionirnya justru ambisi membela diri
Terpilih pemegang kursi baru DPR RI
Namun rapatnya sambil tiduran bahkan nonton blue movie
Ditetapkan banyak kebijakan guna perbaiki negeri
Tapi malah bingung bagaimana cara mengaplikasi
Disahkan banyak Undang-undang monopoli
Malah bikin rakyat miskin dan terkebiri
Kami butuh negeri yang bisa mendengar
Sehingga...
Buruh sejahtera
Petani bahagia
Guru bermartabat
Koruptor tobat
Aparat tidak keparat
Wakil rakyat merakyat
Pelajar ter
pelajar
Pemimpin bukan wayang
Inilah nasib hidup di negeri tanpa telinga
Merdeka tapi tak benar-benar merdeka
Oleh: Rochmatul Hidayah
Advertisement
Advertisement