Puisi sang Guru dalam Peringatan HUT Korpri
29 November adalah hari Korpri (Korps Pegawai Republik Indonesia). Semua pegawai negeri yang meliputi Pegawai Negeri Sipil, Pegawai BUMN, Badan Hukum Milik Negara, Pegawai BUMD serta perangkat pemerintahan desa memperingatinya. Khusus untuk pegawai negeri sipil yang bergerak dibidang pendidikan yakni sang Guru baik yang sudah PNS dan juga honorer, aku persembahkan 2 bait puisi untuk beliau :
Puisi yang Tak Pernah Berhenti Berkata
Di sudut malam ku membisu
Termenung akan segala dosa hariku
Bibir serasa keluh
Tatkala kuucap maaf kesekian kalinya aku tahu
Senyum semu yang Engkau tampilkan
Beribu beban yang tak tertahankan
Karena aku…aku malu,,,sungguh
Ketika aibku Engkau tanggung
Saat mereka mencibir karena aku
Betapa tabah hati yang Engkau tanam
Dibalik riangmu yang terenggut,,, Aku malu pada diriku
Tatkala terucap janji-janji
Tatkala terucap sesalnya hati ini
Tak sekalipun aku beranjak hingga ku tahu
Kini kau selalu ada
Tak sekalipun gentar, meski mereka hina
Merubah batu menjadi berlian
Merubah kami lebih baik
Terima kasih ku sematkan
Rasa syukur aku panjatkan
Teruntuk Engkau
Yang tak pernah berhenti berkata
Puisi Guruku juga Pahlawanku
Masih terbayang dalam ingatanku
Ketika bapak dan ibu guru mengajarku
Agar aku berguna
Nafas yang sesak akibat debu kapur
Hatimu yang lembut
Selembut kain sutra
Menasehatiku jika aku salah
Sudah 6 tahun aku bersamamu
Di gedung sekolah dasar
Kini kita waktunya berpisah
Jika nanti ketemu
Aku tak akan melupakan jasamu
Entah apa yang bisa ku perbuat?
Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih
Engkau pantas disebut pahlawan
Selamat berpisah guruku
Aku meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi
Juga meneruskan cita-cita setinggi langit
Aku sayang guruku
Puisi yang Tak Pernah Berhenti Berkata
Di sudut malam ku membisu
Termenung akan segala dosa hariku
Bibir serasa keluh
Tatkala kuucap maaf kesekian kalinya aku tahu
Senyum semu yang Engkau tampilkan
Beribu beban yang tak tertahankan
Karena aku…aku malu,,,sungguh
Ketika aibku Engkau tanggung
Saat mereka mencibir karena aku
Betapa tabah hati yang Engkau tanam
Dibalik riangmu yang terenggut,,, Aku malu pada diriku
Tatkala terucap janji-janji
Tatkala terucap sesalnya hati ini
Tak sekalipun aku beranjak hingga ku tahu
Kini kau selalu ada
Tak sekalipun gentar, meski mereka hina
Merubah batu menjadi berlian
Merubah kami lebih baik
Terima kasih ku sematkan
Rasa syukur aku panjatkan
Teruntuk Engkau
Yang tak pernah berhenti berkata
Puisi Guruku juga Pahlawanku
Masih terbayang dalam ingatanku
Ketika bapak dan ibu guru mengajarku
Agar aku berguna
Nafas yang sesak akibat debu kapur
Hatimu yang lembut
Selembut kain sutra
Menasehatiku jika aku salah
Sudah 6 tahun aku bersamamu
Di gedung sekolah dasar
Kini kita waktunya berpisah
Jika nanti ketemu
Aku tak akan melupakan jasamu
Entah apa yang bisa ku perbuat?
Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih
Engkau pantas disebut pahlawan
Selamat berpisah guruku
Aku meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi
Juga meneruskan cita-cita setinggi langit
Aku sayang guruku