Puisi Wanita-Wanitaku By "Sky Shucaya"_Selamat sore pembaca Puisina,, sudah mandi tentunya,, mari duduk sini,, kita pandang senja,, meski tak dipinggir telaga,, namun cukup indah kala ia mulai lelap menampakkan jingganya. Berikut ini adalah puisi kiriman dari sodara kita di Tasikmalaya sana,, tentang wanita yang sedang menyulut asmaranya. Selamat membaca..
Wanitaku
Wanita-wanitaku,
Kembang setaman telah mekar yang di tanam kala sore hari jadi panutan.
Tak ada yang memetik hingga gugur di pekarangan.
Dan embun pun malu membelai kuncupnya.
Wanita-wanitaku,
Aku tenggelam di dasar warna malam
Mengitung sendiri hari penantian.
Ku dengar pohon di luar rumah berbisik lirih.
Ada tubuh liar menari di pelupuk mata,
Wanita-wanitaku,
Kini rembulan mulai jatuh di subuh,
Cahayanya lembut bersarang di jantung hingga mengalir ke ubin-ubin dingin.
Menembus bilik yang sudah tua,
Kapan kau mengerti rasa cinta membara?
Wanitaku,
Yang bisa ku lakukan mendayung rindu di lautan,
Supaya bisa membalut luka.
Saat pelita ku tiup di atas meja hingga jelagatnya menempel di langit-langit rumah.
Mengapa cintaku tak pernah kandas
Kalo memang asmara itu masih ranum,
Kembalilah kita petik sama-sama tak perlu malu.
Karya:sky shucaya
Hormat kami,
sky shucaya | skyshucaya@gmail.com .
Terima kasih Kepada Sky Shucaya atas kiriman puisinya,, Selamat hari kemerdekaan..
Wanitaku
Wanita-wanitaku,
Kembang setaman telah mekar yang di tanam kala sore hari jadi panutan.
Tak ada yang memetik hingga gugur di pekarangan.
Dan embun pun malu membelai kuncupnya.
Wanita-wanitaku,
Aku tenggelam di dasar warna malam
Mengitung sendiri hari penantian.
Ku dengar pohon di luar rumah berbisik lirih.
Ada tubuh liar menari di pelupuk mata,
Wanita-wanitaku,
Kini rembulan mulai jatuh di subuh,
Cahayanya lembut bersarang di jantung hingga mengalir ke ubin-ubin dingin.
Menembus bilik yang sudah tua,
Kapan kau mengerti rasa cinta membara?
Wanitaku,
Yang bisa ku lakukan mendayung rindu di lautan,
Supaya bisa membalut luka.
Saat pelita ku tiup di atas meja hingga jelagatnya menempel di langit-langit rumah.
Mengapa cintaku tak pernah kandas
Kalo memang asmara itu masih ranum,
Kembalilah kita petik sama-sama tak perlu malu.
Karya:sky shucaya
Hormat kami,
sky shucaya | skyshucaya@gmail.com .
Terima kasih Kepada Sky Shucaya atas kiriman puisinya,, Selamat hari kemerdekaan..
Advertisement
Advertisement