Puisi Untuk Anakku
Puisi kenangan dan motifasi untuk sikecil selaku generasi penerus
perjuangan, mengisi kehidupan, dan membuat sejarah dunia, serta meraup
bekal akhirat sebanyak-banyaknya. Selamat membaca.
Puisi Untuk Anakku
Aku memang tak pandai merangkai kata
Aku hanya bisa mereka dan menerka
Tentang segala yang kurasa
Untuk kutumpahkan menjadi sebuah cerita
Dahulu saat ku masih kecil
Kata orang aku sangat mungil
Meski lincah tapi aku dekil
Karena tak mau mandi dan sukanya cuma main
Paling suka saat berangkat sekolah
Banyak teman yang nemeni berjalan
Karena tak punya sepeda untuk kendaraan
Nasib anak bungsu yang kalahan
Kakakku sepedanya sepuluh
Setiap hari ganta-ganti melulu
Rusak satu ganti yang baru
Tapi aku tak dibeliin walau hanya satu
Akupun tak menuntut karena masih lugu
30 menit cukup untuk berjalan
Hingga sampai disekolahan
Materi demi materi telah diajarkan
Aku selalu juara walau tak pernah belajar
Memang dasarnya aku anak pintar
Selalu dapat rangking dan hadiah tiap usai ujian
Tertunjuk mewakili sekolahan
Tiap ada kompetisi mata pelajaran
Terutama ilmu agama dan sosial
Walau kecewa dengan orang tua
Yang kurang beri perhatian sepenuhnya
Namun aku ingin buat mereka bangga
Hingga akhirnya aku lulus sekolah menengah
Dengan nilai Sempurna
Dan juara tiap tahunnya
Mengharumkan sekolah karena menang lomba-lomba
Walau begitu bukan berarti aku sempurna
Aku pernah dimarahi guru matematika
Gara-gara ketiduran saat pelajaran
Habis diri ini ngantuk bukan kepalang
Pernah dihukum berdiri di depan kelas
Gara-gara tak ngerjakan tugas
Dan masih banyak lagi pengalaman yang bikin diri tak puas
Tertawa sendiri jika ingat semua itu
Ingin mengulang kembali masa itu
Tak terasa kini ku telah berkeluarga
Dan giliran anakku yang mencetak sejarah
Jadilah lebih hebat dari yang sudah-sudah
Jadilah lebih sukses dari pengusaha terkaya
Jadilah lebih bijak dan wibawa dari petuah
Jadilah lebih keren dari model
Jadilah lebih alim dari ulama
Jadilah lebih religi dari auliya
Jadilah lebih bahagia dari yang husnul khatimah
Selalu semangat dan tersenyum
Karena Tuhan selalu bersama kita
Oleh: Rochmatul Hidayah
perjuangan, mengisi kehidupan, dan membuat sejarah dunia, serta meraup
bekal akhirat sebanyak-banyaknya. Selamat membaca.
Puisi Untuk Anakku
Aku memang tak pandai merangkai kata
Aku hanya bisa mereka dan menerka
Tentang segala yang kurasa
Untuk kutumpahkan menjadi sebuah cerita
Dahulu saat ku masih kecil
Kata orang aku sangat mungil
Meski lincah tapi aku dekil
Karena tak mau mandi dan sukanya cuma main
Paling suka saat berangkat sekolah
Banyak teman yang nemeni berjalan
Karena tak punya sepeda untuk kendaraan
Nasib anak bungsu yang kalahan
Kakakku sepedanya sepuluh
Setiap hari ganta-ganti melulu
Rusak satu ganti yang baru
Tapi aku tak dibeliin walau hanya satu
Akupun tak menuntut karena masih lugu
30 menit cukup untuk berjalan
Hingga sampai disekolahan
Materi demi materi telah diajarkan
Aku selalu juara walau tak pernah belajar
Memang dasarnya aku anak pintar
Selalu dapat rangking dan hadiah tiap usai ujian
Tertunjuk mewakili sekolahan
Tiap ada kompetisi mata pelajaran
Terutama ilmu agama dan sosial
Walau kecewa dengan orang tua
Yang kurang beri perhatian sepenuhnya
Namun aku ingin buat mereka bangga
Hingga akhirnya aku lulus sekolah menengah
Dengan nilai Sempurna
Dan juara tiap tahunnya
Mengharumkan sekolah karena menang lomba-lomba
Walau begitu bukan berarti aku sempurna
Aku pernah dimarahi guru matematika
Gara-gara ketiduran saat pelajaran
Habis diri ini ngantuk bukan kepalang
Pernah dihukum berdiri di depan kelas
Gara-gara tak ngerjakan tugas
Dan masih banyak lagi pengalaman yang bikin diri tak puas
Tertawa sendiri jika ingat semua itu
Ingin mengulang kembali masa itu
Tak terasa kini ku telah berkeluarga
Dan giliran anakku yang mencetak sejarah
Jadilah lebih hebat dari yang sudah-sudah
Jadilah lebih sukses dari pengusaha terkaya
Jadilah lebih bijak dan wibawa dari petuah
Jadilah lebih keren dari model
Jadilah lebih alim dari ulama
Jadilah lebih religi dari auliya
Jadilah lebih bahagia dari yang husnul khatimah
Selalu semangat dan tersenyum
Karena Tuhan selalu bersama kita
Oleh: Rochmatul Hidayah
Advertisement