PUISI LAGU TENGAH MALAM
Jangan menolak,
bila aku datang dengan tangan luka berdarah dan membawa
cempaka putih tak meresahkan penyap dari hidupku tapi
melambungkan lagu cemara menderu di bawah kabut bulan
yang berlarian sepanjang jalanku ke mana aku bakal tiba
Musim kemarau,
adalah perempuan yang bikin segala malam bagiku kelam tapi
lepas dari lukanya dan lukaku kunyanyikan dalam tiupan angin
sedap yang jauh
Siapakah yang mengencana dalam cuaca gemitang di ruang
pesta dan berdansa jiwamu yang hilang dalam tikam sedu
tak punya tempat tinggal yang abadi
Aku sudah
berjalan jauh tak kutemui tempat teduhnya sekalipun sambil
kusenandungkan Rubayat menyusuri pantai Sanur melemparkan
kejemuan dan sepi itu ke pasir dan batu karang
Perempuan ! Itu darah salju dari Tuhan
jangan menolak bila aku datang mengetuk pintu kamar atau
meloncat lewat jendela dan menjatuhkan diri ke ranjang
bagai kucing nanar
Perempuan ! Itu anggur merah di tangan
siapa bisa melambung ke laut membantai ke pasir dan
menjatuhkan nestapanya yang lembut aku bikin ia kemilau
bagai intan
Jangan menolak,
bukakan aku pintu peluk dekap dan kucup dagingku semua dan
sebisa kau dengan baik sedang bagiku hanya bisa lelerkan
rusuhku ini di ranjang kelabu sedang tubuhku hitam seperti
anjing laut yang kaku
Jangan menolak,
bila aku datang dengan tangan luka berdarah dan membawa
cempaka putih tak meresahkan penyap dari hidupku tapi
melambungkan lagu cemara menderu di bawah kabut bulan
yang berlarian sepanjang jalanku ke mana aku bakal tiba
Musim kemarau,
adalah perempuan yang bikin segala malam bagiku kelam tapi
lepas dari lukanya dan lukaku kunyanyikan dalam tiupan angin
sedap yang jauh
Siapakah yang mengencana dalam cuaca gemitang di ruang
pesta dan berdansa jiwamu yang hilang dalam tikam sedu
tak punya tempat tinggal yang abadi
Aku sudah
berjalan jauh tak kutemui tempat teduhnya sekalipun sambil
kusenandungkan Rubayat menyusuri pantai Sanur melemparkan
kejemuan dan sepi itu ke pasir dan batu karang
Perempuan ! Itu darah salju dari Tuhan
jangan menolak bila aku datang mengetuk pintu kamar atau
meloncat lewat jendela dan menjatuhkan diri ke ranjang
bagai kucing nanar
Perempuan ! Itu anggur merah di tangan
siapa bisa melambung ke laut membantai ke pasir dan
menjatuhkan nestapanya yang lembut aku bikin ia kemilau
bagai intan
Jangan menolak,
bukakan aku pintu peluk dekap dan kucup dagingku semua dan
sebisa kau dengan baik sedang bagiku hanya bisa lelerkan
rusuhku ini di ranjang kelabu sedang tubuhku hitam seperti
anjing laut yang kaku
PUISI RINDU |
Advertisement
Advertisement