Selamat malam para pembaca Puisina....
Seindah apapun ribuan bintang yang hiasi langit malam , adakalanya mereka tak nampak. Membuat langit terlihat kosong dan hampa. Mungkinkah langit pada malam itu sama sepinya seperti saat seseorang harus jauh teman dari terbaiknya??
Ya, puisi kali ini menceritakan seseorang yang harus berpisah dengan teman terbaiknya. Teman yang memang di anggapnya luar biasa dan mampu menjadi motivasi di tengah kehidupannya yang rumit.
Baiklah, selamat membaca.. :-)
"Tebaran Sunyi"
Tebaran sunyi beterbangan
menyertai angin malam yang dingin
menembus hari terasa menyesakkan
suaranya sayup, berteriak tapi tak ingin
Benteng apalagi yang harus ku bangun?
sakit ini menyeruak tak tertahan
Upaya apalagi agar tak terasa luka apapun?
kisah ini membuat butir air mata berjatuhan
Bolehkah aku menolak perpisahan?
ujung buntu yang membuatku terjatuh
namun sungguh dia bukan sekedar teman
dia bagai pohon rindang tempatku berteduh
Lihatlah diriku dengan sejuta perubahan
ini berkat dia yang jadi tongkat penuntunku
dan aku masih butuh dia sebagai panutan
maka tolong berpihaklah walau sedikit padaku
Aku memang tak berhak menentukan takdirku
tak berhak pula aku paksakan kehendakku
bila di dunia kita tak mungkin selamanya bersama
semoga pertemanan bisa kita sambung di surga
(Amin Ya Robal Alamin...)
#Hormat saya
Sri Widiya Ningsih
Advertisement
Advertisement