DIAM TERSENYUM
Hari Itu adalah sebuah cahaya yang terang
Begitu indah, nyaman, dan harmonis
Alunan detak hati yang sangat berbeda sekali
Menyatakan kehidupan yang layak untuk dijalani
Itulah hidup yang kuinginkan
Namun sayang masa telah berjalan
Hentakan kaki terus merangkak dengan berdarah-darah
Lukisan indah dalam bibirmu telah pudar
Rasa dalam jiwamu telah berubah
Entah kekeliruan, atau Kehampaan
Semuanya seperti bom waktu
Pada saatnya meledak hanya diam tersenyum
Semuanya seperti petaka
Pasa saat terjadi hanya diam tersenyum
Apakah itu sakit? Jawabannya hanya diam tersenyum,
Tuhan, jika ini memang jalanmu ijinkanlah aku ikhlas
Berharap dirinya yang lama akan kembali
Biarkan segalanya bermain dengan tugasnya
Meskpiun pedih, sangat pedih
Jawabannya hanya diam tersenyum
Hormat kami,
NAJIB ALFARIZ
Hari Itu adalah sebuah cahaya yang terang
Begitu indah, nyaman, dan harmonis
Alunan detak hati yang sangat berbeda sekali
Menyatakan kehidupan yang layak untuk dijalani
Itulah hidup yang kuinginkan
Namun sayang masa telah berjalan
Hentakan kaki terus merangkak dengan berdarah-darah
Lukisan indah dalam bibirmu telah pudar
Rasa dalam jiwamu telah berubah
Entah kekeliruan, atau Kehampaan
Semuanya seperti bom waktu
Pada saatnya meledak hanya diam tersenyum
Semuanya seperti petaka
Pasa saat terjadi hanya diam tersenyum
Apakah itu sakit? Jawabannya hanya diam tersenyum,
Tuhan, jika ini memang jalanmu ijinkanlah aku ikhlas
Berharap dirinya yang lama akan kembali
Biarkan segalanya bermain dengan tugasnya
Meskpiun pedih, sangat pedih
Jawabannya hanya diam tersenyum
Hormat kami,
NAJIB ALFARIZ
Advertisement
Advertisement