Diatas gerbong kereta dan gubuk – gubuk liar,
Gerbong dan gubuk busuk,
Milik Nenek – Nenek berdaki
Meneteslah darah segar,
ketika kuda melayang di atas sana.
Dan jatuh menimpa
sebuah wajah dari:
Lelaki kurus berambut panjang,
bermata cekung tapi tajam,
berdada telanjang dan kurus bertulang-tulang.
Tapi dialah lelaki resah,
berwajah gelisah dan mata merah.
Lelaki yang baru saja keluar dari pintu reot
sebuah gubuk yang basah.
Lelaki itu terkejut seketika,
memandang langit sambil mengusap mukanya.
Dia cuma menemukan langit kosong
di ujung-ujung atap gubuk yang menyesak.
Langit yang kerut-merut tanpa cahaya.
Sedang di kejauhan,
masih tinggal tersisa
sepotong ringkikan sang kuda:
dan aku akan lebih tidak peduli
aku mau hidup
seribu tahun lagi!
Puisi Tangisan Rindu
Aku buka album cinta
Ku pandangi Sayu Untaian Rindu
Jeritan jiwa melolong iba
Ingin Selalu bersama
Rangkaian Kasih Bertaut Sayang
Kering Hatiku di danau sepi
Belaian Lembut Kasihmu Melarik Ingatan
Beradu Dengan Mahligai Impian
Ku Mohon Hapus Sepiku Dengan Titian Cintamu
Agar Sekuntum Rinduku
Bisa mengukir Jambangan Cintaku
Untuk Aku persembahkan
Untukmu sayang...
Bait Nyayian syahdu ku dendangkan
Aku titipkan Semuanya
Hembusan rindu di angin lalu
Moga kau mengerti Bisikan Hatiku
===puisina.blogspot.com===
Advertisement
Advertisement